Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), umur angka harapan hidup Indonesia adalah 71,34 tahun.
Perinciannya, untuk laki-laki memiliki angka harapan hidup hingga 69 tahun dan perempuan 73 tahun.
Hari Hkmat Dirjen Rehabailitasi Sosial Kemensos mengatakan dengan angka harapan hidup itu, meski sudah mengalami penuruna kualitas hidup, tapi masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan seperti menjadi pemandu wisata, atau memberikan pengetahuan praktis pada anak-anak.
Di usia lanjut, orang tua, mesti diberikan dukungan baik dari keluarga, masyarakat ataupun pemerintah.
“Kementerian Sosial memberikan pelayanan agar lansia dapat sejahtera dan bahagia, terutama melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Kita semua dapat memperluas jangkauan, dimulai dengan merawat orang tua, serta melihat mereka sebagai anggota keluarga yang masih bisa terus produktif berkontribusi bagi keluarga,” ujar Harry Hikmat dalam seminar daring bertema Lansia dan Demensia: Peran Kita Semua (Lintas Generasi) dalam rangka Memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN), yang digelar oleh Alzheimer Indonesia (ALZI) bekerjasama dengan Ashoka Indonesia dikutip dari akun youtubenya.
“Hasil review yang dilakukan Nutricia menunjukkan bahwa lansia di Indonesia juga menghadapi masalah mobilitas, nutrisi dan kesehatan, sejalan dengan pertambahan usia dan perubahan fisiologis. Perubahan ini perlu dibarengi dengan asupan gizi seimbang hingga meningkatkan aktivitas fisik untuk menjaga kualitas hidup, agar tetap sehat," ungkap Dr. dr. Ray W. Basrowi, MKK, ahli gizi yang mewakili Nutricia.
Sementara itu, Kepala BPJS Ali Ghufron Mukti mengatakan kebutuhan dasar kesehatan lansia untuk dapat hidup produktif dapat terpenuhi melalui jaminan kesehatan.
"Di fasilitas kesehatan, tersedia layanan ramah lansia yang juga memberikan pelayanan pencegahan penyakit. Kini BPJS kesehatan juga menyediakan layanan konsultasi informasi BPJS melalui Whatsapp,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ALZI, Michael Dirk Roelof Maitimoe mengatakan alzheimer di masa tua rentan terjadi. Karena itu, katanya, interaksi aktif dan positif antar anggota keluarga merupakan bagian dari pencegahan atau perlambatan Alzheimer dan demensia lain. Dukungan seluruh keluarga menjadi lebih diperlukan ketika anggota keluarga lanjut usia (lansia) mengalami demensia.
"Dukungan bagi lansia tentu saja tidak terbatas diberikan hanya oleh anggota keluarga terdekat tetapi juga oleh semua anggota masyarakat, seperti moto Everyone is A Change Maker (Semua Orang adalah Pembuat Perubahan) dari Ashoka Indonesia," ujarnya.
“Setiap orang berpotensi mendukung peningkatan kualitas kehidupan lansia. Lebih dari itu, kita bisa membangun lingkungan yang memastikan lansia mendapatkan hak dan perlindungan hukum sebagai warga negara,” jelas Nani Zulminarni, Pimpinan Ashoka untuk Kawasan Asia Tenggara (SEA Regional Leader).
“Anak muda dapat belajar dari lansia. Ingatlah, bahwa apa yang ditabur kini akan dituai di masa tua, demikian disampaikan oleh Eva Sabdono, MBA, praktisi advokasi hak lansia.
Christine Tobing, pendiri Lansia Aktif Ceria Indonesia (LARI) mendukung perlunya sikap positif dalam menuju masa lansia yang bahagia, selain keseimbangan aktivitas fisik dan asupan gizi.
Acara ini digelar untuk mendukung lansia dan ODD, mengingat peningkatan jumlah penduduk lansia yang diproyeksikan oleh Badan Pusat Statistik, akan mencapai 33,7 juta orang di tahun 2025, lebih dari 10% jumlah penduduk Indonesia, sementara jumlah ODD diestimasikan mencapai 4 juta orang pada tahun 2050.
Sekitar 40 kegiatan dilaksanakan ALZI di berbagai kota/kabupaten di Indonesia sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HLUN. ALZI juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menginisiasi orientasi ulang bagi tenaga kesehatan di 3 provinsi di Indonesia untuk peningkatan identifikasi dan pelayanan bagi ODD.