Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Pemasaran UGM Bayu Sutikno menilai strategi pemasaran yang dijalankan McDonald's dengan menggandeng grup idol asal Korea Selatan Bangtan Boys/BTS yang diwujudkan dalam produk BTS Meal merupakan ide pemasaran yang kreatif.
"Strategi pemasaran ini kreatif di tengah situasi penurunan omzet yang dialami berbagai sektor bisnis, termasuk jaringan waralaba selama masa pandemi Covid-19," kata Bayu melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat.
Ia menjelaskan McD melakukan strategi target yang sangat fokus pada penggemar Grup K-Pop BTS yang dikenal dengan Army. Sementara Army termasuk fandom terbesar di dunia dengan jumlah lebih dari 18 juta orang, termasuk di Indonesia. Sebagai grup penggemar, para anggotanya memperlakukan BTS sebagai referensi utama dan panutan dalam perilaku mereka.
"Para Army memperlakukan BTS sebagai reference utama dan panutan dalam perilakunya setidaknya dalam 4F yakni fesyen, fun, termasuk musik, film, dan food. Dalam konteks acuan terkait makanan atau food maka mereka meluncurkan BTS Meal ini," kata Dosen FEB dan MM UGM ini.
Bayu mengatakan strategi yang diambil McD termasuk brand community marketing dan viral marketing. Sebab, mereka menyasar spesifik penggemar BTS, yang dikenal sangat loyal, bahkan fanatik.
Kondisi tersebut kemudian diperkuat dengan saling sharing via medsos antar Army/penggemar BTS sehingga mengamplifikasi fenomena ini menjadi trending topik di berbagai media sosial.
Menurut Bayu, ke depan McD menghadapi tantangan untuk keberlanjutan strategi ini agar tidak hanya menjadi tren penjualan sesaat saja.
Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memetakan berbagai komunitas penggemar yang dikenal loyal seperti grup musik, klub sepak bola, atau olahraga maupun tokoh tertentu yang dijadikan panutan atau referensi penggemarnya.
Dengan demikian, ketika ke depan McD ingin menggandeng suatu tokoh atau grup dan meluncurkan produk diharapkan akan mendapatkan respons yang baik.
Sebagai suatu ajang, Bayu menyebut BTS Meal ini berhasil dari sisi popularitas dan respons dari penggemar BTS dengan membeli secara antusias. Namun, dampak respons yang luar biasa ini juga berakibat pelanggaran protokol kesehatan dan beberapa gerai ditutup sementara serta aplikasi pemesanan dihentikan sementara.
Menurutnya, perlu manajemen bersama dengan satgas wilayah untuk memastikan prokes dijalankan, misalnya dengan pra-reservasi sebelumnya dengan penjadwalan yang lebih baik.
Dengan demikian, saat jasa penghantar makanan datang sudah jelas pesanan yang diambil sehingga mengurangi potensi kerumunan.