Bisnis.com, JAKARTA - Prevalensi Covid-19 di Inggris meningkat secara eksponensial, didorong oleh kelompok usia yang lebih muda yang belum divaksinasi, menurut hasil studi React-1.
Penelitian, yang dipimpin oleh Imperial College London, menunjukkan prevalensi nasional virus telah meningkat 50 persen dalam putaran analisis terbaru yang tercatat antara 20 Mei dan 7 Juni, dibandingkan dengan putaran terakhir dari 15 April hingga 3 Mei.
Waktu penggandaan diperkirakan sekitar setiap 11 hari, dengan angka R di 1,44. Studi ini juga menemukan konvergensi ulang antara prevalensi dan pola rawat inap dan kematian sejak akhir April untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun.
Ini konsisten dengan varian Delta yang sekarang mendominasi di seluruh negeri, kata para peneliti dalam sebuah pengarahan media seperti dilansir Bloomberg, Kamis (17/6/2021).
Mereka menekankan rencana pemerintah untuk memvaksinasi kelompok usia yang lebih muda secara massal harus memperlambat pertumbuhan. NHS England kemarin mengatakan bahwa orang dewasa antara 21 dan 22 tahun sekarang akan mendapatkan vaksin, dan semua yang berusia 18 tahun ke atas akan memenuhi syarat divaksin pada akhir pekan ini.
Data virus yang dirilis oleh pemerintah Inggris kemarin menunjukkan bahwa orang yang dites positif naik 31,8 persen dalam 7 hari terakhir. Namun, tingkat kematian masih rendah. Sekitar 79,8 persen dari populasi telah menerima dosis pertama vaksin, sementara 57,8 persen kini telah mendapatkan suntikan kedua.
