Ilustrasi anak suntik vaksin
Health

Covid-19 Picu Risiko Krisis Kesehatan Mental Pada Anak 

Meuthia Novianthree Nafasya
Jumat, 9 Juli 2021 - 14:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PBB mengungkapkan pandemi Covid-19 telah meningkatkan risiko pada Kesehatan mental Anak. Banyak anak-anak yang mengalami kekerasan dan tekanan mental selama semua kegiatan dialihkan menjadi daring. 

Setiap tahunnya setengah dari anak-anak di dunia mengalami kekerasan baik secara online maupun offline dalam berbagai macam bentuk yang mengganggu pada Kesehatan mental mereka. 

Melansir dari United Nations News dalam sebuah video pidato acara yang diselenggarakan dalam (HLPF) berbicara mengenai Kesehatan dan kesejahteraan mental, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa layanan mental yang tersedia sangat minim digunakan oleh anak-anak. 

“Pandemi Covid-19 telah memperbesar masalah. Jutaan anak putus sekolah, meningkatkan kerentanan mereka terhadap kekerasan dan tekanan mental, sementara layanan telah dihentikan atau dipindahkan secara daring,” kata Antonio seperti dikutip dari lama resmi, Jumat (9/7/2021).

Pemerintah yang memiliki rencana untuk berinvestasi pada pemulihan kuat, haruslah memperhatikan dan memberikan dukungan penuh pada kesejahteraan mental anak-anak. 

Antonio juga meminta pemerintah untuk mengambil tindakan preventif untuk mengatasi dan melindungi perlindungan sosial yang kuat untuk anak-anak dan keluarga. 

“Saya juga mendesak pemerintah untuk mengambil pendekatan preventif dengan mengatasi factor-faktor penentu kesejahteraan mental melalui perlindungan sosial yang kuat untuk anak-anak dan keluarga,” kata Antonio. 

Anak-anak memainkan peranan penting dalam mendukung kesejahteraan mental satu sama lain. Antonio mengajak masyarakat dan pemerintah bekerja sama untuk berpusat pada masyarakat yang Tangguh di mana semua anak dapat hidup bebas dari kekerasan. 

Dalam fase pemulihan pandemic Covid-19 negara-negara hanya menghabiskan anggaran dengan rata-rata 2% dari anggaran Kesehatan untuk Kesehatan mental. 

“Negara-negara menghabiskan rata-rata hanya 2% dari anggaran Kesehatan mereka untuk Kesehatan mental. Berdasarkan pelajaran dari pandemic, layanan Kesehatan mental dan perlindungan anak harus diakui sebagai penyelamat jiwa dan esensial,” ujar Antonio.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro