Bisnis.com, JAKARTA — Ketika dunia terus berjuang melawan pandemi Covid-19, kini infeksi virus baru bernama virus Monyet B muncul.
Virus tersebut telah merenggut nyawa korban pertamanya di China, yaitu seorang ahli bedah hewan berusia 53. Korban ditemukan meninggal pada Mei tahun ini.
Korban menunjukkan gejala mual dan muntah yang muncul lebih awal. Kejadian itu terjadi sebulan setelah dokter hewan tersebut membedah dua kera yang mati pada awal Maret.
Namun, para ahli mengatakan untuk tidak perlu khawatir akan virus Monyet B ini.
Dilansir dari indianexpress, Kamis (21/7/2021) Konsultan perawatan di rumah, pakar Covid, dan layanan medis di Asian Institute of Medical Sciences, Dr Charu Dutt Arora, menjelaskan jika ini adalah kelompok virus herpes jenis yang langka.
"Tidak ada penularan virus dari manusia ke manusia yang dilaporkan sejauh ini,” kata Dr Arora.
Secara tradisional virus ini ditemukan pada berbagai monyet purba seperti kera, simpanse, dan capuchin.
Menurut Dr Arora, sejak 1932 hanya sekitar 60-80 kasus virus Monkey B yang dilaporkan di dunia.
Senada dengan hal tersebut, Direktur tambahan, penyakit dalam di Fortis Memorial Research Institute,
Setuju Dr Bela Sharma juga menjelaskan meskipun Monyet B bukan virus biasa, namun tidak terlalu berbahaya bagi manusia.
"Ini adalah virus zoonosis yang menyebar terutama ke hewan dan jarang menginfeksi manusia," ujarnya.
Para ahli menjelaskan jika virus ini menyebar melalui infeksi tetesan ketika ada pertukaran cairan tubuh, terutama air liur, urin, darah dan cairan otak tertentu dari monyet.
Orang-orang yang berisiko adalah mereka yang mungkin digigit atau dicakar monyet, seperti dokter hewan, tukang ledeng, pekerja konstruksi, buruh dan orang-orang yang bekerja di hutan.
Gejala yang ditujukan dari virus Monyet B seperti sakit badan, nyeri otot, penyumbatan hidung, pilek, mata berair
dan suhu rendah.
Ketika virus menempel pada otak dan sumsum tulang belakang, pasien mulai mengalami gejala neurologis seperti kesulitan dalam memori, koordinasi otot, gerakan otot dan otak berkabut. Terkadang, ini menyebabkan ensefalitis atau pembengkakan otak yang bisa berakibat fatal.
Menurut CDC, seseorang mungkin mulai menunjukkan gejala dalam waktu satu bulan setelah terpapar monyet dengan infeksi virus B, tetapi dapat muncul hanya dalam tiga hingga tujuh hari.
Saat ini untuk pencegahan dan pengobatan virus Monyet B hanya ada satu cara yaitu dengan terapi air.
“Terapi cairan adalah satu-satunya pengobatan untuk virus Monkey B,” kata Dr Arora.
Dia menambahkan, jika seseorang telah melakukan kontak dengan monyet atau telah digigit atau dicakar, mereka harus terus mencuci area tersebut dengan sabun, deterjen, atau yodium.
Minimal hal itu dilakukan selama 15 menit. Dan jika menunjukan gejala yang parah, harus segera berkonsultasi dengan dokter.