Bisnis.com, JAKARTA – Jaringan sosial dan platform video musik populer asal China, TikTok, sedang menguji produk stories yang menghilang sebagai bagian dari upaya untuk mendorong lebih banyak pengguna untuk berbagi konten di layanan mereka.
Gambar produk ini muncul di Twitter pada Rabu (4/8) dari seorang konsultan media sosial asal Inggris, Matt Navarra dan dikonfirmasi oleh seorang juru bicara TikTok bahwa perusahaan mereka menjalankan proyek percontohan untuk produk stories di beberapa pasar.
“Kami selalu memikirkan cara-cara baru untuk membawa nilai bagi komunitas kami dan memperkaya pengalaman TikTok,” katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (5/8/2021). Dalam pernyataan tersebut mereka juga menambahkan sedang bereksperimen dengan cara-cara untuk memberi kreator format tambahan untuk menghidupkan ide-ide kreatif pengguna TikTok.
Stories, yang merupakan foto dan video yang hilang setelah 24 jam, pertama kali ditemukan oleh Snap Inc. yang kemudian dipopulerkan oleh Instagram dengan menyalin produk dengan versinya sendiri pada tahun 2016 setelah Snapchat menolak tawaran Mark Zuckerberg, pendiri Facebook.
Sama seperti pesaingnya, TikTok mungkin merasa perlu menambahkan stories agar tetap relevan, terutama dengan perusahaan seperti YouTube yang menginvestasikan jutaan dolar untuk meniru kesuksesannya.