Bisnis.com, JAKARTA - Produsen vaksin Sinovac China akan mengajukan aplikasi di beberapa negara untuk penelitian klinis dan penggunaan darurat pada vaksin yang menargetkan varian Gamma dan Delta, CEO Sinovac. Demikian menurut Yin Weidong, CEO Sinivac dalam forum kerja sama internasional tentang vaksin COVID-19 yang diselenggarakan oleh Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
Dikutip dari The Global Times, bahwa vaksin yang disebutkan oleh Yin akan menjadi produk baru, berbeda dari vaksin CoronaVac yang saat ini tersedia di pasar, dan dirancang khusus untuk varian tertentu.
Produk baru, jika berhasil dikembangkan dan disetujui di negara lain, akan dipasok tergantung pada varian lokal yang mendominasi, menurut Global Times.
Yin mencatat selama forum Kamis bahwa Sinovac mampu memproduksi berbagai jenis vaksin yang menargetkan varian yang berbeda, menurut dokumen yang dibagikan oleh perusahaan dengan Global Times.
Yin mengatakan bahwa Sinovac juga telah menyelesaikan penelitian tentang suntikan booster CoronaVac, yang menunjukkan bahwa suntikan booster dapat dengan cepat meningkatkan tingkat antibodi penetralisir dalam waktu satu minggu. Hasilnya akan segera dipublikasikan di Science.
Menurut Yin, lebih dari 1 miliar dosis CoronaVac telah diberikan di seluruh dunia. Perusahaan telah menandatangani kontrak dengan sekitar 20 negara dan wilayah di luar negeri untuk menyediakan hampir 900 juta suntikan CoronaVac. Vaksin telah disetujui untuk penggunaan darurat atau untuk digunakan dalam kondisi di lebih dari 50 negara dan wilayah.
Menurut laporan media, Zhang Yuntao, Wakil Presiden China National Biotech Group, anak perusahaan Sinopharm, juga menyebutkan di forum bahwa Sinopharm akan mengajukan aplikasi untuk penelitian klinis tentang vaksin terhadap varian Delta.
Sinopharm juga melakukan tes hewan pada vaksin terhadap varian Beta, menurut laporan media
