Ilustrasi sel darah merah/Istimewa
Health

Kasus Anemia pada Remaja Tinggi, Edukasi Kecukupan Gizi jadi Hal Penting

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 25 November 2021 - 20:53
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Kecukupan gizi pada remaja sangatlah penting untuk memastikan remaja menjadi generasi penerus bangsa.

Namun saat ini remaja Indonesia dihadapkan dengan permasalahan gizi yang kompleks yakni triple burden of malnutrition seperti kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro dengan anemia.

Padahal, masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam membentuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi.

Sehingga, intervensi sejak dini seperti edukasi remaja menjadi hal yang penting.

Data Riskesdes Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja cukup tinggi, mencapai 22,7 persen, sementara data Balitbangkes tahun 2015 menyebutkan rata-rata tingkat kecukupan energi dan protein remaja (72,3% dan 82,5%) paling rendah di antara kelompok usia lainnya, bahkan 52,5% remaja mengalami defisiensi energi berat (<70%) kebutuhan energi harian.

Inter-Agency Working Group on Reproductive Health in Crisis (2010) menyatakan bahwa Anak perempuan berusia 15-19 tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk meninggal saat melahirkan daripada perempuan yang berusia 20-an tahun. Anak perempuan yang berusia di bawah 15 tahun memiliki kemungkinan lima kali lebih besar untuk meninggal saat melahirkan. Sementara itu, dalam relasi remaja, Tindakan kekerasan seksual dan pelecehan seksual juga cukup memprihatinkan.

Bambang Purwanto, SKM, MKM Koordinator Substansi Potensi Sumber Daya Promosi Kesehatan menjelaskan bahwa saat ini, tantangan kesehatan di Indonesia adalah triple burden termasuk permasalahan akan malnutrisi. Sehingga isu ini perlu diperhatikan secara seksama.

Untuk itu, Kemenkes membuat kebijakan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN 2020-2024) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar. Kemenkes membuat target dan strategi kemenkes 2021 menjadi 5 prioritas salah satunya adalah peningkatan kesehatan ibu, anak reproduksi, dan percepatan perbaikan gizi masyarakat.

"Disisi lain, promosi kesehatan yaitu proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, memengaruhi, dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal juga menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ini” ujarnya dalam keterangannya.

Untuk itu, Danone Indonesia berkolaborasi dengan LP Ma’arif dalam melakukan penguatan pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dan madrasah pada isu kesehatan dan gizi sejalan dengan panduan GESID (Generasi Sehat Indonesia) untuk meningkatkan kesadaran remaja usia SMP dan SMA agar hidup lebih sehat melalui edukasi tentang: gizi seimbang, kesehatan reproduksi, serta pembentukan remaja yang berkarakter

GESID  ditujukan bagi remaja sekolah menengah, tingkat SMP hingga SMA yang dihadirkan sejak akhir 2020 lalu. Panduan GESID dengan fokus untuk pencegahan stunting dengan membangun generasi sehat melalui gizi dan kesehatan meliputi gizi seimbang, gizi remaja, anemia, 1.000 HPK dan stunting, pubertas dan merawat kesehatan reproduksi sehingga rantai stunting dapat diputus sejak dini.

Vera Galuh Sugijanto – VP General Secretary Danone Indonesia mengatakan, buku panduan GESID yang kami susun berbicara mengenai tiga pilar utama bagi para remaja, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab. Ketiga pilar ini tidak hanya mengajarkan tentang komposisi makan yang dapat memenuhi kecukupan gizi para remaja, tetapi juga bagaimana hal itu akan memengaruhi mereka di masa mendatang dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas diri mereka.

"Untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat, program GESID ini akan diimplementasikan di sekolah-sekolah dan madrasah melalui kerjasama dengan LP Ma’arif NU PBNU. Sebagai Lembaga pendidikan yang menaungi sekolah dan madrasah dari tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.” paparnya.

K.H.Z Arifin Junaidi, Ketua Lembaga Pendidikn Ma’rif NU PBNU berharap melalui sosialisasi ini, dapat terjadi perubahan sikap dan perilaku yang positif di sekolah dan madrasah untuk SDM Indonesia yang sehat, berkarakter, berdaya saing tinggi, dan memiliki produktivitas yang membanggakan demi terciptanya generasi emas Indonesia

"Lebih jauhnya, dalam program ini kami melihat beberapa manfaat seperti manfaat secara akademis, dimana satuan Pendidikan di Ma’arif NU baik guru maupun pelajar akan meningkat pengetahuannya tentang Gizi. Kedua, manfaat secara sosial yaitu bisa menggugah solidaritas masyarakat dan awareness mereka akan pentingnya Gizi pada Remaja. Dan terakhir manfaat secara politis bisa mendorong kebijakan pemerintah untuk lebih peduli pada Gizi dan Kesehatan remaja” ujarnya.

Program kolaborasi ini akan dijalankan dengan saat ini di 3 Kabupaten dengan 40 sekolah, 80 guru dan 400 kader GESID dengan harapan kedepannya agar bisa menjangkau 21.045 satuan Pendidikan yang ada di Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro