Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah meluncurkan program digitalisasi layanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Setiaji, Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa ada tiga agenda besar menuju digitalisasi layanan kesehatan. Pertama, integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan.
Kedua, integrasi dan pengembangan sistem aplikasi pelayanan kesehatan. Ketiga, pengembangan ekosistem teknologi kesehatan.
Secara umum, ketiga agenda tersebut akan memiliki outcome dengan layanan berbasis digital yang terintegrasi dan menyimpan data kesehatan secara lengkap. Kemenkes memastikan data yang disimpan akan aman.
“Tantangan ini harus bisa dijawab dengan teknologi, Kemenkes memiliki 3 agenda besar untuk menjawabnya,” jelas Setiaji dalam Webinar yang digelar Bisnis Indonesia, Selasa, (21/12/21).
Nantinya, akan terjadi perubahan aplikasi PeduliLindungi menjadi Citizen Health App yang berisi rekam medis seseorang. Aplikasi ini akan terintegrasi dengan berbagai layanan kesehatan lain agar data sesuai di semua aplikasi tersebut.
Kemenkes berharap aplikasi ini dapat bermanfaat karena akan memuat berbagai sertifikat vaksin, tidak hanya Covid-19. Sertifikat seperti meningitis yang akan berangkat haji, ataupun vaksin pada anak juga akan muncul di aplikasi ini.
Singkatnya, semua layanan kesehatan tidak harus berkali kali input data dan hanya cukup sekali saja. Pasien tidak perlu membawa-bawa kertas hasil pemeriksaan di klinik atau layanan kesehatan lain saat melakukan rujukan di rumah sakit.
Sementara itu, pelaku usaha dalam layanan kesehatan seperti Prodia yang sudah melakukan layanan digital sejak 2017 siap mendukung program Kemenkes. Saat ini, Prodia sudah semakin mendigitalisasi layanan dengan 80 persen kegiatan secara digital.
“Satu hal yang tidak bisa dihindari adalah physical interaction. Di Prodia sekitar 80 persen kegiatan sudah dapat dilakukan tanpa physical interaction,” ujar Andri Hidayat, Direktur Digital Service Transformation & IT PT Prodia Widyahusada Tbk.
Prodia memiliki strategi dengan kolaborasi untuk membangun ekosistem yang terintegrasi melalui partnership dengan startup company seperti Halodoc, Alo Dokter, dan aplikasi lainnya.
Setiaji meminta seluruh pihak yang terlibat untuk ikut aktif kolaborasi agar data yang tersedia valid dan aman, serta tidak tumpang tindih.
Kemenkes memastikan keamanan data karena yang disimpan bukan individual, melainkan resum medis. Data individu akan tersimpan di masing masing unit pelayanan kesehatan. Data didesentralisasi untuk memastikan daman dan rutin monitoring. Data akan ada di pusat data nasional yang dikelola Kominfo.
Unit pelayanan kesehatan seperti Prodia pun memastikan keamanan data dengan sistem berlapis. “Seperti bawang merah yang kita kupas, sistem keamanan kita berlapis-lapis,” ujar Andri.
Prodia juga memastikan bahwa data yang terinput sudah terenkripsi dan terpantau siapa yang boleh akses dan siapa yang boleh menggunakan data.
“Mohon kolaborasi dari berbagai pihak dan tetap percaya pada gerakan ini, karena masih banyak yang pesimis dengan gerakan ini, kalau mulai aja dulu pasti ada jalan,” tutup Setiaji.