Bisnis.com, JAKARTA - Varian Omicron dari Covid-19 telah diidentifikasi di 171 negara, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam laporan teknis terbarunya, badan kesehatan global itu mengatakan bahwa Omicron akan segera menggantikan Delta secara global akibat dari potensi kekebalannya yang lebih tinggi.
Dikatakan bahwa Omicron telah ditemukan memiliki penyebaran yang signifikan, tingkat serangan sekunder yang lebih tinggi, dan jumlah reproduksi yang diamati lebih tinggi dibandingkan dengan Delta.
“Pada 20 Januari, varian Omicron telah diidentifikasi di 171 negara. Varian ini dengan cepat melampaui Delta di sebagian besar negara, mendorong peningkatan kasus di semua wilayah," ujar WHO dilansir dari Times of India.
"Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan substansial atas Delta, dan dengan cepat menggantikan Delta secara global," kata laporan itu.
Badan kesehatan global mengatakan ada "bukti signifikan" untuk menunjukkan bahwa penghindaran kekebalan berkontribusi pada penyebaran cepat Omicron.
Namun, WHO mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami kontribusi relatif dari peningkatan penularan intrinsik dan penghindaran kekebalan dalam menjelaskan dinamika penularan.
Meskipun infeksi yang disebabkan oleh jenis yang sangat menular ini disebut-sebut ringan, WHO mengatakan bahwa bukti saat ini menunjukkan bahwa risiko keseluruhan terkait Omicron tetap sangat tinggi dan penyebarannya di masyarakat jauh lebih banyak daripada varian Covid sebelumnya.
Hal itu, mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam rawat inap.
WHO juga menemukan "bukti bahwa varian Omicron menginfeksi jaringan bronkus manusia lebih cepat dan lebih efisien daripada Delta".
Namun, telah menunjukkan dominasi replikasi virus di saluran pernapasan bagian atas, tidak seperti Delta.
Selain itu, laporan teknis juga mencatat peningkatan kehadiran sub-varian Omicron.
Sebelumnya, garis keturunan BA.1 menjadi yang paling dominan. Tapi, tren terbaru dari India, Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark menunjukkan bahwa BA.2 meningkat secara proporsional.
Mereka menambahkan bahwa transmisi dan properti BA.2 lainnya sedang diselidiki, tetapi masih belum jelas hingga saat ini.
“Studi diperlukan untuk lebih memahami sifat BA.2, termasuk penilaian komparatif BA.2 dan BA.1 untuk karakteristik utama seperti penularan, kekebalan dan virulensi,” kata laporan singkat WHO.