Diare pada bayi di bawah lima tahun bisa menyebabkan kematian.
Health

Hari Gizi Nasional 2022, Ini Gejala Diare Pada Bayi yang Bisa Sebabkan Kematian

Annasa Rizki Kamalina
Selasa, 25 Januari 2022 - 13:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Menyambut Hari Gizi Nasional pada 25 Januari memberikan catatan penting bagi dunia medis, terutama kondisi diare pada bayi. Pentingnya Imunisasi dan pemberian ASI sangat perlu perhatian dan pemahaman. 

Salah satu dokter spesialis anak, Arifianto memberikan catatan penting di Hari Gizi Nasional ini. Melalui akun Twitternya, ia mengatakan bahwa diare masih menjadi penyebab ke-2 kematian pada anak di seluruh dunia. 

Kasus diare akut dengan dehidrasi berat dan gizi buruk pada bayi kurang dari 6 bulan kerap terjadi. Diare yang biasa disebut muntaber pada anak paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Menjadi pertanyaan, Apakah seberbahaya itu diare? Kenapa?

Kenapa diare bahaya?

Diare dapat menjadi penyebab kematian karena dehidrasi (kekurangan cairan). Melansir dari Healthline, diare dapat menyebabkan kehilangan cairan dengan cepat dan menempatkan Anda pada risiko dehidrasi. Gejala dehidrasi antara lain:

1. Kelelahan

2. Selaput lendir kering

3. Peningkatan denyut jantung

4. Sakit kepala

5. Pusing

6. Rasa haus yang meningkat

7. Buang air kecil berkurang

8. Mulut kering

Mayoritas diare pada anak disebabkan oleh infeksi virus, yang sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Tanpa perlu antibiotik. Hal yang penting bagi orangtua untuk mengenali tanda dehidrasi. 

hari gizi nasional 2022, diare bisa sebabkan kematian
hari gizi nasional 2022, diare bisa sebabkan kematian

Arifianto mengatakan bahwa ASI eksklusif sangat penting dalam mengurangi risiko diare pada bayi. Melihat kasus yang terjadi di tempat praktiknya, bayi terkena diare akut karena tidak mendapat ASI eksklusif. 

“Kasus yang kami bahas pagi ini tidak dapat ASI eksklusif. Full susu formula. Tantangan dan PR kami untuk trus mengedukasi pentingnya pemberian ASI. Memberikan ASI itu harus dengan ilmu. Harus dipelajari,” cuitnya pagi ini @dokterapin. 

Bukan hanya sekedar memperingati hari gizi, tapi penting bagi semua orang terutama ibu muda mendapatkan edukasi pemberian ASI secara eksklusif dalam 6 bulan pertama, dilanjutkan sampai 2 tahun. Pemberian ASI dilanjutkan MPASI berkualitas harus dipantau.

Para moms dapat menggunakan Buku KIA berwarna merah muda sebagai panduan. Orang tua harus membacanya dan memantau pertumbuhan secara objektif melalui grafik. 

Pemberian ASI dan MPASI memberikan luaran pertumbuhan normal pada bayi dan anak. 

Pada kasus tersebut, selain diare, bayi ternyata juga mengalami gizi buruk dan gagal tumbuh. Berat badan hanya naik 2 kg padahal sudah berusia 5 bulan. Dehidrasi memang menyulitkan penilaian status gizi. Hal ini menjadi keprihatinan bagi dr. Arifianto. 

“Tetapi ini kota besar. Jangan sampai ada kasus gangguan pertumbuhan di tengah masyarakat,” ujarnya.  

Di #HariGiziNasional ini, jangan sampai isu stunting yang selama ini digembor-gemborkan oleh beberapa Kementerian hanya jadi jargon saja. Evaluasi bagaimana penggunaan buku KIA selama ini dalam menentukan status gizi masyarakat. Apa tindak lanjutnya kalau didapatkan stunting?

Selain itu, bayi yang tidak diberikan imunisasi akan memiliki sistem imun yang rendah daripada bayi yang mendapatkan imunisasi. Bayi akan mudah terinfeksi virus dan bakteri sehingga terkena diare. 

“Pemahaman masyarakat harus dievaluasi. Pemberian imunisasi tepat waktu dan lengkap penting sekali. Apabila ada keraguan orangtua, pastikan segera dengan menanyakan ke tenaga kesehatan terdekat,” tutup dr. Arifianto.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro