Bisnis.com, SOLO - Berdasar laporan dari basis data GISAID pada Sabtu (29/1/2022), grafik kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam 14 hari ke belakang.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan pun mengatakan bahwa saat ini telah terjadi fenomena super-spreader.
"Delta yang sempat mendominasi sudah digantikan Omicron yang lebih cepat dan luas menyebar. Grafik kenaikan kasus lebih cepat dari varian sebelumnya. Ini fenomena super-spreader," kata dia.
Dikutip dari CNBC, Kamis (3/2/2022), super spreader adalah istilah terjadinya penularan virus ke banyak orang hanya dari satu orang yang terinfeksi. Dengan kata lain, super spreader adalah orang yang menyebarkan virus dengan lebih "efisien" dibandingkan orang-orang lainnya.
Adapun hal-hal yang membuat seseorang menjadi super-spreader pada umumnya berhubungan dengan faktor biologis.
"Kemungkinan lainnya, yaitu tempat yang mereka kunjungi. Jika orang sering berada di daerah berpenduduk besar sepanjang waktu, maka mereka memiliki kesempatan untuk bisa menyebarkan infeksi ke lebih banyak orang," kata Robert Amler, Dekan Sekolah Ilmu dan Praktik Kesehatan New York Medical College.
Lepas dari itu, dilansir dari Antara, penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia sempat mencapai 11.588 kasus.
Sementara itu, kasus varian Omicron kumulatif adalah 2.613 dan masih mungkin berlipat karena yang probable sebanyak 6.935 kasus.