Bisnis.com, SOLO - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan adanya keluhan demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan adalah saat yang tepat untuk mendiagnosis risiko Covid-19.
Menurutnya, indikator gejala tersebut perlu diperhatikan masyarakat, terutama yang berdomisili di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dengan kasus Covid-19 yang relatif tinggi.
"Kalau misalnya mengalami gejala-gejala yang mengarah ke COVID-19, seperti keluhan demam, batuk pilek, nyeri tenggorokan, sebaiknya kita berpikir dulu ke arah Covid-19. Jadi, kita harus antisipasi dulu," ucapnya.
Dengan menerapkan skenario tersebut, jika dapat terdeteksi dini, maka pasien akan bisa lebih cepat ditangani melalui asupan obat yang tepat dan isolasi demi melindungi orang-orang sekitar.
"[Sementara] kalau ternyata hasil pemeriksaannya negatif, bisa dipikirkan kemungkinan-kemungkinan penyakit yang lain," ucap dr. Reisa.
Reisa lalu mengatakan bahwa saat ini penyakit selain Covid-19 juga tengah mengalami tren peningkatan, misalnya saja DBD pada anak-anak hingga diare yang berkaitan dengan musim pancaroba.
"Batuk pilek karena influenza juga masih ada, bukan berarti Influenza hilang digantikan Covid-19. Jadi, masih ada risiko penyakit itu. Makanya kita harus melakukan pemeriksaan swab," ujarnya.
Jika hasilnya mengindikasikan positif, maka perlu diakukan isolasi diri. Kemudian, harus melakukan pemeriksaan ulang swab pada hari kelima.
"Karena biasanya kalau Covid-19 ada yang namanya masa inkubasi. Biasanya virus itu akan semakin mudah untuk terdeteksi kalau jumlahnya juga sudah makin banyak di dalam tubuh," kata dr. Reisa.
Baca Juga Gejala Utama Covid Subvarian Omicron |
---|