Ilustrasi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isoman berkonsultasi dengan dokter via layanan telemedisin/Freepik
Health

Bisakah Baru Sembuh Covid Terinfeksi Lagi? Begini Kata Dokter

Intan Riskina Ichsan
Rabu, 2 Maret 2022 - 15:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Baru sembuh dari covid apa masih bisa kena lagi? Bisa, kondisi itu disebut sebagai reinfeksi.

Reinfeksi adalah infeksi kedua atau lebih pada orang yang sudah sembuh dari infeksi pertama dengan penyebab yang sama.

Reinfeksi Covid+ terinfeksi berulang oleh virus SARS Cov2 yang menyebabkan Covid. Laporan terjadinya infeksi berulang pada orang yang sudah pernah terinfeksi Covid dan sudah pernah dinyatakan sembuh cukup banyak.

Kasus reinfeksi jarang terjadi dalam 90 hari setelah kasus infeksi pertama (0.65-0.7%) namun tidak menutup kemungkinan terjadi sebelum 90 hari tetap waspada. RA Adaninggar,dr,SpPD melalui akun Instagram @drningz membagikan mengenai beberapa informasi terkait reinfeksi.

Kriteria Reinfeksi

Kriteria reinfeksi terbagi menjadi dua kurun waktu yaitu:

1. Bila terdeteksi positif pada 90 hari lebih sejak terdeteksi pertama:

-   Bergejala atau tidak bila nilai CT <33

-   Sekuensing genom virus berbeda antara infeksi pertama dan kedua

2. Bila terdeteksi positif pada 45-89 hari sejak terdeteksi pertama:

-  Bergejala mencurigakan covid

-  Tidak ada kemungkinan diagnosis lain

-  Ada kontak erat dengan orang terkonfirmasi Covid

-  Nilai CT <33

-  Sekuensing genom virus berbeda antara infeksi pertama dan kedua

Cara Membedakan Reinfeksi dengan Sisa Infeksi

Tanpa isolasi, maka genom virus dan kultur virus akan sulit dibedakan. Bukti sementara menunjukkan durasi terlama bertahannya sisa bangkai virus adalah 83 hari dan bangkai virus ini tidak bisa menularkan.

Tidak direkomendasikan untuk memeriksa PCR berulang tanpa indikasi pada periode 3 bulan setelah sembuh. Indikasi pemeriksaan PCR berulang dilakukan dalam dua kondisi:

-  Bila muncul gejala suspek/probable covid

-  Bila ada kontak erat baru

Respon imun dan antibodi terhadap Covid bisa berbeda-beda tiap orang. Sistem imun tubuh manusia tidak hanya antibodi, namun juga banyak sel imun lain.

Pengaruh Mutasi Virus Terhadap Risiko Reinfeksi

Studi terhadap kasus reinfeksi menunjukkan reinfeksi disebabbkan oleh virus yang “berbeda” urutan genomnya (mutasi virus). Antibodi bersifat sangat spesifik sehingga adanya perubahan virus bisa menurunkan kemampuan netralisir antibodi terhadap varian virus baru. Varian omicron meningkatkan risiko reinfeksi 5.4x lebih tinggi.

Reinfeksi dengan subvariant omicron yang berbeda (BA.2) juga bisa terjadi namun jarang dalam waktu dekat 20-60 hari dan gejala kemungkinan besar lebih ringan.

Siapa yang Berisiko Lebih Tinggi Mengalami Reinfeksi

Pada dasarnya, selama paparan virus masih tinggi dan semakin banyak varian virus yang bersirkulasi, risiko reinfeksi akan tetap ada pada siapapun. Lansia dan penderita penyakit gangguan sistem imun / immunocompromised berisiko lebih tinggi mengalami reinfeksi. Reinfeksi di era omicron terjadi pada dua kondisi:

-  Lebih banyak pada penyintas varian delta

-  Reinfeksi subvariant Omicron BA1 terjadi lebih banyak pada yang belum divaksinasi

Ingat, antibodi bukan satu-satunya faktor yang berperan pada sakitnya seseorang. Terdapat faktor virus yaitu viral load dan perilaku virus, lalu ada faktor inang termasuk umur, komorbid, dan genetik, serta faktor lingungan yaitu ventilasi, durasi, jarak, dan level risiko aktivitas.

Hingga saat ini bukti ilmiah menunjukkan reinfeksi sangat bisa terjadi selama paparan virus masih ada, segera konsultasi ke dokter bila curiga reinfeksi. Tetap konsisten lakukan usaha perlindungan diri meskipun anda sudah pernah terinfeksi dan sembuh. Ingat protokol kesehatan 5M, pola hidup sehat, dan vaksinasi.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro