Bisnis.com, JAKARTA – CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani pun mengatakan, bahwa peran perempuan Indonesia dalam dunia kerja makin penting pascapandemi Covid-19.
Hal ini terlihat dari hasil survei Grant Thornton yang menyatakan adanya peningkatan jumlah perempuan yang menempati senior management sebanyak 3 poin di angka 38 persen dibanding tahun lalu.
Laporan ini juga menempatkan Indonesia di peringkat ke-5 sebagai negara dengan posisi manajemen senior perempuan paling banyak secara global.
“Hal ini menunjukkan peran perusahaan Indonesia untuk terus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesetaraan gender dan menciptakan budaya inklusif, terutama untuk para perempuan Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/3/2022).
Dia menilai, ke depan perusahaan harus turut menjunjung serta menciptakan budaya inklusif yang menghargai pendapat dan nilai-nilai yang dimiliki tiap individu.
Untuk mencapai kesetaraan gender dalam perusahaan, perlu peran aktif dari seluruh pihak untuk menciptakan budaya kesetaraan gender yang mendukung perempuan untuk dapat berkembang dan berkreasi dalam dunia kerja.
“Hal tersebut sangat penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan karena apabila setiap karyawan merasa nyaman untuk mengekspresikan dirinya, tentunya mereka akan mampu menampilkan kinerja terbaik untuk lebih terlibat dan berkontribusi bagi masa depan perusahaan,” tutur Johanna.
Organisasi global penyedia jasa audit Grant Thornton menemukan, bahwa jumlah perempuan yang memegang posisi manajemen senior di perusahaan secara global naik ke angka 32 persen.
Bersarkan laporan tahunan Grant Thornton Women in Business 2022, peran perempuan dalam upaya penanggulangan dan pemulihan Covid-19 dengan posisi manajemen senior di perusahaan secara global mencatat kenaikan dari angka 31 persen pada 2021 menjadi 32 persen pada 2022.
Global Leader Grant Thornton International Ltd. Kim Schmidt mengatakan, walaupun secara kasat mata seakan tidak ada hubungan langsung antara pandemi dengan kesetaraan gender, ternyata dua tahun pandemi menyiratkan adanya dampak tidak langsung pandemi terhadap kesetaraan gender.
“Kami melihat kebijakan perusahaan kini dirancang semakin inklusif untuk menarik calon karyawan serta mempertahankan SDM yang ada. Hal tersebut pada akhirnya menguntungkan banyak perempuan, yang dahulu lebih banyak menemui keterbatasan,” ujarnya.