Bisnis.com, JAKARTA — Penelitian terbaru dari Jerman menunjukkan bahwa orang yang mengalami Covid-19 meskipun ringan, berisiko mengalami kemunculan diabetes mellitus tipe 2 setelah sembuh dari Covid-19.
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis kompleks yang ditandai dengan disregulasi glukosa yang disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. Ini mencakup berbagai jenis, dengan diabetes tipe 1 (T1D) dan diabetes tipe 2 (T2D) sebagai subtipe yang paling umum.
T1D ditandai dengan penghancuran autoimun sel pankreas yang memproduksi insulin, sedangkan T2D dihasilkan dari kombinasi defek sekretori sel dan resistensi insulin. Beban global diabetes tinggi, dengan prevalensi keseluruhan 9,3% dan 463 juta orang menderita penyakit di seluruh dunia.
Penyakit ini sering disertai dengan berbagai penyakit penyerta dan komplikasi jangka panjang, termasuk obesitas, hipertensi, vaskulopati, keadaan proinflamasi dan hiperkoagulasi, serta penyakit kardiovaskular (CVD).
Peningkatan risiko diabetes pada pasien Covid-19
tercatat sebesar 28% dibandingkan dengan orang-orang yang mengalami infeksi saluran napas atas lainnya. Penelitian dilakukan kepada 35.865 orang dengan mayoritas bergejala ringan. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Adam Prabata melalui akun Instagram @adamprabata.
Penelitian ini juga didukung oleh 2 penelitian lainnya di Inggris dan Amerika Serikat. Kedua penelitian tersebut konsisten menunjukkan adanya peningkatan risiko atau kemungkinan munculnya diagnosis diabetes mellitus tipe 2 baru pada orang-orang yang sudah sembuh dari Covid-19, termasuk yang "hanya" mengalami gejala ringan.
Pertama, penelitian dilakukan pada 266.586 orang di Amerika Serikat. 147% peningkatan risiko munculnya diagnosis diabetes mellitus tipe 2 baru pada pada pasien Covid-19 yang sudah sembuh dalam kurun waktu 6 bulan.
Kedua, penelitian dilakukan pada 47.780 orang di Inggris. 50% lebih sering munculnya diagnosis diabetes mellitus tipe 2 baru pada pasien Covid-19 yang pernah dirawat di rumah sakit.
