Ilustrasi puasa/pexels.com
Health

Ini 4 Manfaat Puasa Ramadan dari Segi Psikologis

Astrid Prihatini Wisnu Dewi
Kamis, 7 April 2022 - 14:05
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Puasa memberikan begitu banyak manfaat. Dari segi kesehatan fisik misalnya, ia dapat membantu tubuh membakar lemak jahat, detoksifikasi tubuh, hingga meningkatkan kinerja otak.

Sementara itu, ditinjau dari segi psikologis setidaknya puasa dapat meningkat kontrol diri seseorang dan menurunkan agresivitas. Bagaimana bisa? Berikut penjelasan lengkapnya.

Manfaat puasa dari segi psikologis

1. Meningkatkan pengalaman keagamaan

Puasa Ramadan adalah aktivitas yang dapat mengembangkan nilai keagamaan. Dalam tradisi beragama Islam di Indonesia, sebagai contoh, setiap menjelang salat tarawih dan sehabis salat subuh hampir selalu diselenggarakan kajian keagamaan di masjid-masjid. Nah, pada momen itulah nilai hidup seseorang akan berkembang dan ia pun akan mengalami pengalaman keagamaan.

2. Meningkatkan nilai sosial

Pada waktu puasa, seseorang dianjurkan untuk melakukan ibadah horizontal, seperti memberi makan orang yang berpuasa dan memberi infaq. Nah, ibada-ibadah tersebut pun akan meningkatkan nilai sosial.

Adapun kekuatan puasa dalam menghidupkan atau memperkuat nilai-nilai hidup sosial dan agama ini bisa dicapai melalui proses pengulangan. Pengulangan yang terus menerus memberi kesan yang relatif menetap dalam diri seseorang.

3. Meningkatkan kontrol diri

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Rasulullah SAW bersabda, "Siapapun yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan tindakan jahat (pada bulan radhan), Allah tidak membutuhkan puasanya." (HR Bukhari, dalam Az-Zabidi, 2002).

Berdasarkan hadis itu, diketahui bahwa puasa Ramadan melatih diri kita untuk bersabar, menahan diri dan mengendalikannya dari stimulasi makanan, minuman, dorongan seksual, kemarahan, berdusta, memfitnah, melakukan sumpah palsu, berkata kotor, menggunjing, serta berbuat nista dan cela.

4. Menurunkan agresivitas

Agresivitas adalah kecenderungan untuk melakukan perilaku menyakiti orang lain, baik secara fisik ataupun verbal. Ia dapat dikurangi atau diperbesar oleh faktor internal dan faktor eksternal, seperti kesulitan hidup, rasa marah, provokasi dari orang lain, dan cuaca yang panas.

Nah, bila seseorang berpuasa, maka ia pun dilatih untuk mengendalikan diri, sehingga dapat menurunkan agrsivitasnya.

Di sisi lain, sebuah hadis Nabi mengungkapkan, salah satu yang semestinya dilakukan orang yang berpuasa adalah ”berpuasa berkata-kata yang menyakitkan”.

”Tidaklah berpuasa itu menahan diri dari makan dan minum, tetapi berpuasa itu adalah menahan diri dari perbuatan kosong dan perkataan keji. Maka jika kau dicaci orang atau diperbodohnya, hendaklah katakan: ’Saya berpuasa, saya berpuasa’,” (HR Ibnu Khuzaimah, dalam Sabiq, 2007).

Sumber : JIBI/Solopos.com
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro