Bayi. /Antara-Shutterstock
Health

Waspadai Tanda Peringatan ADHD pada Anak-Anak dan Orang Dewasa

Intan Riskina Ichsan
Senin, 9 Mei 2022 - 12:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menggambarkan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) sebagai salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum.

Hal ini ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif. American Psychiatric Association (APA) memperkirakan bahwa 8,4% anak-anak dan 2,5% orang dewasa menderita ADHD. Namun, gejala ADHD bervariasi dari orang ke orang. Dilansir dari Health Digest, ADHD dapat muncul pada orang-orang dari segala usia dan jenis kelamin.

ADHD pada anak-anak dan remaja

ADHD sulit dijabarkan karena sejumlah alasan termasuk stigma, kurangnya informasi seputar topik tersebut, dan akses terbatas ke perawatan kesehatan. Tetapi salah satu perjuangan terbesar terletak pada kenyataan bahwa gejalanya sangat berbeda tergantung pada usia dan jenis kelamin.

Anak kecil dengan ADHD akan banyak melamun, mudah kehilangan fokus saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah. Mereka sering dituduh menggeliat di kursi mereka, gelisah, dan sering bangun untuk berlarian. Mereka berbicara berlebihan, menyela orang lain, dan kesulitan bergiliran dan bergaul dengan rekan-rekan mereka.

Remaja memiliki gejala yang sama, tetapi masalah baru muncul sebagai akibat dari tanggung jawab yang datang seiring bertambahnya usia. Ini dapat muncul sebagai masalah dengan organisasi dan manajemen waktu, berjuang untuk menyelesaikan tugas, sering kehilangan barang-barang pribadi, dan meningkatnya frustrasi dan kepekaan emosional yang dapat memengaruhi hubungan di rumah dan di sekolah.

ADHD pada orang dewasa dan wanita

Sementara kebanyakan orang menerima diagnosis pada masa remaja, tercatat bahwa beberapa orang memasuki usia dewasa tanpa mendapatkannya. Orang dewasa dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan lulus kelas atau menyelesaikan pekerjaan, yang dapat menyebabkan masalah dengan harga diri. Penyalahgunaan zat umum terjadi pada orang dewasa dengan ADHD.

Sementara ADHD empat kali lebih mungkin terjadi pada pria dan anak laki-laki, wanita dan anak perempuan juga dapat memilikinya. Namun, sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di BMC Psychiatry menemukan bahwa wanita cenderung memiliki gejala yang lebih halus yang dapat mencakup campuran perilaku lalai dan hiperaktif.

Wanita dan anak perempuan dengan ADHD cenderung memiliki lebih banyak kesulitan dalam mengatur emosi, memiliki kemungkinan masalah sosial yang lebih tinggi, lebih berjuang dengan akademisi dan harga diri, dan memiliki peningkatan risiko infeksi menular seksual dan kehamilan. Perubahan hormonal akibat menstruasi dan kehamilan juga dapat memperburuk gejala ADHD.

Penyebab dan pengobatan

Para ilmuwan telah bekerja keras mencari penyebab ADHD, dan sementara belum ada jawaban pasti, CDC melaporkan bahwa genetika bisa menjadi faktor. Penyebab lain yang mendapatkan beberapa daya tarik termasuk cedera otak, kelahiran prematur, faktor lingkungan seperti paparan timbal, dan ibu merokok atau minum alkohol selama kehamilan.

Karena tidak ada tes laboratorium untuk mengkonfirmasi ADHD, diagnosis berasal dari pengumpulan informasi dari orang tua dan guru, dan evaluasi medis yang mencakup skrining pendengaran dan penglihatan untuk menyingkirkan kemungkinan masalah medis lainnya.

Setelah diagnosis diperoleh, ADHD dapat diobati melalui pengobatan dan terapi perilaku. Stimulan seperti methylphenidate dan amphetamines telah dianggap aman dan telah terbukti berhasil meredakan gejala ADHD, tetapi ada alternatif bagi mereka yang tidak merespons stimulan dengan baik atau lebih memilih untuk menghindarinya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro