Bisnis.com, JAKARTA – Tiga pelukis Semarang yakni Goenarso, Harry Suryo, dan Heriwanto bersekutu menggelar pameran lukisan bertajuk “Ora Leren” atau “Everlasting” di Semarang Kreatif Gallery pada 15 Mei–30 Mei 2022.
Ora Leren merupakan ujaran bahasa Jawa yang berarti tidak beristirahat. Pameran di Kota Semarang, Jawa Tengah, ini berlangsung pada 15–30 Mei 2022, menampilkan 45 karya dengan setiap pelukis memajang 15 karya.
Tak ada istilah “pensiun” bagi seniman yang menggeluti dunia kreatif. Semakin tua justru dituntut menghadirkan karya-karya yang bernas dan edipeni (elegan, mandiri, peduli, berani).
Goenarso, pensiunan guru seni SMP 9 Semarang, sekitar 39 tahun memendam hasratnya untuk corat-coret berkarya di atas kanvas, karena disibukkan dengan tugasnya mengajar.
Begitu pensiun, dia langsung berikhtiar melukis. Semangatnya menggelegak hari-harinya diisi dengan melukis. Kemudian bersama kelompoknya 5 Rupa di pengujung Agustus 2021 tancap gas menggelar pameran hingga tutup tahun setidaknya terlibat enam kali pameran bersama di Semarang, Magelang, dan Solo.
Hari-hari pelukis kelahiran 10 Desember 1960 ini sekarang tak pernah sepi dari kegiatan menggambar. Lulusan IKIP Semarang (Universitas Negeri Semarang) jurusan seni ini cenderung melukis abstrak.
Sementara itu, pelukis Harry Suryo adalah pensiunan ASN Pemkot Semarang. Kiprahnya di dunia seni rupa tak diragukan lagi. Dulu, meski masih menyandang ASN, Harry nyambi bergiat di dunia seni fotografi, sketsa, dan kini cenderung lebih menekuni lukisan cat air. Kiprah pamerannya tak sebatas di Indonesia, tetapi juga merambah mancanegara.
Harry tak hanya menggelar pameran bersama, tetapi beberapa kali juga berpameran tunggal. Dia juga dikenal sebagai pelukis yang mengahsilkan karya-karya berukuran mini, sehuingga yang ingin menikmatinya harus menggunakan kaca pembesar.
Dia menjabat sebagai Ketua Komunitas Cat Air Indonesia (Kolcai) Chapter Semarang dan juga aktif di berbagai komunitas seni antara lain Semarang Sketchwalk.
Adapun, bagi Heriwanto yang juga pensiunan guru, seni rupa juga tidaklah sing. Di sela-sela kesibukannya mengajar, pelukis kelahiran 22 April 1962 ini sesekali ikut pameran bersama. Pelukis mulai berkarya pada 1985 di Tegal.
Heri pada 1990 hijrah ke Kota Semarang, dan tetap mengejar di bisang seni. Di Semarang dia mengembangkan bakatnya di dunia seni, tak hanya seni lukis, tetapi seni pertamanan.