Bisnis.com, JAKARTA – Edukator Covid-19 dan pegiat media sosial Adam Prabrata menyebut kuning menjadi gejala paling banyak dikeluhkan oleh penderita wabah hepatitis akut misterius di kalangan anak-anak.
Dikutip melalui akun instagram @adamprabata, dia menjabarkan bahwa gejala kuning (jaundice) menempati peringkat tertinggi yaitu mencapai 71,2 persen dari persentase keluhan pengidap hepatitis akut misterius hingga 3 Mei 2022.
“Laporan dari Inggris mengungkapkan mual menempati keluhan pencernaan terendah dengan 30,5 persen. Yang cukup mengejutkan ternyata ada anak-anak yang juga mengalami keluhan pernapasan sebesar 18,6 persen,” tulisnya, dikutip melalui akun instagram @adamprabata, Senin (16/5/2022).
Lebih lanjut, selain kuning gejala lain yang dialami penderita hepatitis akut misterius adalah muntah (62,7 persen), letargi (50 persen), BAB pucat (50 persen), diare (44,9 persen), nyeri perut, (41,5 persen), dan demam (30,5 persen).
Adam melanjutkan, terdapat sejumlah hal yang bisa dilakukan apabila anak mengalami gejala hepatitis akut.
Pertama, masyarakat perlu mewaspadai dan mengenali gejala awal hepatitis akut.
“Gejala awal yang perlu diwaspadai adalah mual muntah, diare, demam atau riwayat demam, dan nyeri perut,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan apabila terindikasi mengalami gejala awal, maka diimbau agar tidak panik dan segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit (RS) untuk pertolongan lanjutan.
“Jangan menunggu gejala lanjutan muncul untuk berobat seperti urine gelap seperti teh, buang air besar putih pucat, kulit dan mata kuning, dan penurunan kesadaran,” ujarnya.
Adam melanjutkan, apabila terjadi penurunan kesadaran, maka perlu untuk menyegerakan pasien dibawa ke RS dengan fasilitas ICU anak terdekat.
Baru-baru ini muncul laporan kasus mengenai hepatitis autoimun yang mengenai anak perempuan berusia 3 tahun hingga mengalami gagal hati akut.
Tiga minggu sebelumnya, Adam mengatakan bahwa pasien terkena Covid-19 ringan dan gejalanya membaik dalam 5 hari. Namun, tiba-tiba pasien mengalami kuning dan buang air kecil (BAK) dari anak tersebut berkurang, sehingga dilarikan ke rumah sakit. Sebelumnya pasiennya tidak memiliki penyakit hati.
“Hasil tes virus hepatitis menunjukkan hasil negatif. Kriteria multisystem inflammatory diseases in children (MIS-C) tidak terpenuhi pada pasien ini. Antibodi virus penyebab Covid-19 (IgG dan IgM) terdeteksi pada pasien ini. Berhubung pasien ini masih berusia 3 tahun, jadi belum bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pasien ini membaik dengan pemberian kortikosteroid,” tutur Adam.