Bisnis.com, JAKARTA - Kasus penyakit cacar monyet atau Monkeypox telah dilaporkan di seluruh dunia dalam beberapa pekan terakhir. Lebih dari 80 kasus Monkeypox telah dikonfirmasi di setidaknya 12 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pakar kesehatan sedang menyelidiki 50 kasus. Namun, WHO menyatakan kemungkinan lebih banyak kasus cacar monyet yang akan dilaporkan.
Infeksi cacar monyet telah dikonfirmasi di sembilan negara Eropa, serta AS, Kanada, dan Australia. Penyakit Monkeypox paling umum di daerah terpencil di Afrika Tengah dan Barat.
Lantas, apa sebenarnya penyakit cacar monyet atau Monkeypox?
Dilansir dari Times of India pada Senin (23/5/2022), Layanan Kesehatan Nasional Inggris atau National Health Service (NHS) menyebutkan cacar monyet adalah infeksi virus langka yang biasanya ringan dan kebanyakan orang sembuh dalam beberapa minggu.
Berikut fakta-fakta seputar penyakit cacar monyet (Monkeypox) mulai dari asal-usul, gejala, penularangan, hingga langkah penanganan.
1. Asal-usul Cacar Monyet
Para ilmuwan memberi nama penyakit ini cacar monyet atau Monkeypox pada tahun 1958 setelah pertama kali terdeteksi pada monyet laboratorium.
Kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika. Kasus tersebut terjadi selama periode upaya intensif untuk menghilangkan cacar. Sejak itu Monkeypox telah dilaporkan pada manusia dari negara-negara Afrika bagian tengah dan barat.
2. Gejala Cacar Monyet
Menurut WHO, masa inkubasi Monkeypox biasanya dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat berkisar dari 5 hingga 21 hari. Gejala awal cacar monyet termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan dan kelelahan.
Erupsi kulit biasanya dimulai dalam 1-3 hari setelah munculnya demam. Ruam cenderung lebih terkonsentrasi di wajah dan ekstremitas daripada di badan.
Hal ini dapat mempengaruhi wajah, dan telapak tangan, telapak kaki, selaput lendir mulut, alat kelamin serta kornea. Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.
3. Penularan Cacar Monyet
Belum jelas mengapa wabah yang tidak biasa ini muncul sekarang. Cacar monyet tidak mudah menyebar di antara manusia. Bahkan ahli kesehatan menganggap cacar monyet menular dari hewan liar seperti tikus ke manusia.
Namun, beberapa cara penularannya antara manusia termasuk menyentuh pakaian, tempat tidur atau handuk yang digunakan oleh seseorang dengan ruam Monkeypox. Menyentuh kulit yang melepuh atau koreng juga bisa menularkan penyakit. Virus ini juga dapat menyebar melalui batuk atau bersin orang yang terkena ruam Monkeypox.
Susan Hopkins dari UKHSA (Badan Keamanan Kesehatan Inggris) mengatakan sebagian besar dari kasus baru-baru ini di Inggris dan Eropa telah ditemukan pada pria gay dan biseksual.
"Jadi kami secara khusus mendorong mereka untuk waspada terhadap gejala dan mencari bantuan jika khawatir. Namun, individu yang melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menderita Monkeypox berpotensi terkena virus," ujar Susan Hopkins seperti dilansir dari Times of India, Senin (23/5/2022).
4. Penanganan Cacar Monyet
Karena penyakit cacar monyet dan cacar memiliki kesamaan, tusukan suntikan vaksin cacar menawarkan perlindungan yang baik terhadap cacar monyet.
Menurut penelitian, vaksin cacar Imvanex sekitar 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet. Cacar monyet kurang menular daripada cacar dan menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.
Menurut WHO, vaksin yang lebih baru telah dikembangkan dan salah satunya telah disetujui untuk pencegahan Monkeypox. Agen antivirus yang dikembangkan untuk pengobatan cacar juga telah dilisensikan untuk pengobatan Monkeypox.