Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 berdampak terhadap layanan kesehatan di dunia, termasuk di Asia.
Banyak tenaga medis dan layanan kesehatan yang kewalahan menghadapi lonjakan kasus covid dalam 2 tahun terakhir.
Untuk mengantisipasi dan mencegah kolapsnya layanan kesehatan, Profesor dan Kepala Divisi Penyakit Menular dan Tropis Pediatri, Dr. Anna Lisa T. Ong-Lim mengatakan dibutuhkan beberapa strategi.
Baca Juga WHO: Wabah Cacar Monyet Bukan Pandemi! |
---|
Pertama, sumber dan pendistribusian vaksin lebih merata di masing-masing negara.
“Saya berharap, vaksin yang tepat harus bisa dibagikan secara adil di seluruh dunia. Dikarenakan kita melihat banyak negara-negara yang tidak punya sumber daya dan harus menunggu suplai bisa datang dari badan-badan super nasional dan dari negara donor,” jelas Anna.
Anna melanjutkan, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka negara akan menghadapi situasi yang sulit.
“Pandemi yang nantinya mungkin tiba lagi, dimana suplai obat tidak tersedia maka akan menyebabkan negara menghadapi situasi yg sulit. Jika ada akses yang aman, maka ini akan penting,” lanjutnya.
Selaras dengan Anna, Profesor Kedokteran Paru, Alergi dan Perawatan Kritis, Dr. Jung Ki-Suck, menjelaskan bahwa diperlukan vaksin sebagai antivirus yang efektif sebagai pencegahan dan penanganan jika ada varian yang akan muncul lagi.
“Saya berharap antivirus efektif, kalau nanti varian muncul maka akan lebih mudah bisa kita dapatkan. Kita harus menurunkan angka kematian dan melindungi kelompok resiko tinggi yang memiliki penyakit kronis atau komorbit, ini bisa melindungi mereka dan orang sehat tidak perlu khawatir terdampak,” jelas Jung.
Antivirus tersebut akan diberikan kepada orang yang berkepentingan, khususnya memprioritaskan kepada orang di atas usia 60 tahun. Hal ini disampaikan oleh, Profesor Klinis, Departemen Kedokteran, Prof. Ivan Hung.
“Kita akan berikan antivirus prioritas kepada yg berkepentingan, khususnya di atas usia 60 tahun dengan latar belakang penyakit atau belum menyelesaikan vaksinasi. Tentu perihal akses harus jelas dan lebih mudah untuk berbagai obat-obatan dan anti virus agar di masa depan terkonfirmasi bisa menggunakannya bahkan untuk flu atau influenza,” pungkas Ivan.