Bisnis.com, JAKARTA - Generasi muda seringkali terjebak dalam fenomena hustle culture yang menuntut seseorang bekerja terlalu keras hingga lupa untuk memiliki waktu istirahat, dan terjebak dalam kebiasaan begadang setiap hari. Padahal, penting bagi tubuh manusia untuk memiliki waktu dan jam tidur yang cukup.
“Berbagai tuntutan kebutuhan hidup seringkali membuat seseorang terpacu untuk bekerja lebih giat agar bisa memperoleh penghasilan yang lebih besar. Namun, keinginan ini seringkali mengabaikan faktor-faktor lain yang sebetulnya penting untuk diperhatikan, misalnya kesehatan," ujar VP, Head of Marketing & Branding and Digital Channel PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) Windy Riswantyo melalui siaran pers, dikutip Minggu (24/7/2022).
Karenanya, masih kata Windy, Astra Life mengajak generasi muda untuk memiliki pola hidup yang seimbang dengan istirahat yang cukup.
"Mengurangi kebiasaan begadang, serta mengingat kembali bahwa kesehatan adalah hal yang terpenting untuk bisa terus menikmati dan mencintai hidup," tambah Windy.
Selain mengantuk dan kelelahan, kebiasaan begadang karena terlalu sibuk bekerja juga berpotensi menimbulkan berbagai risiko penyakit mulai dari obesitas, diabetes, kanker, hipertensi, dan penyakit jantung karena metabolisme tubuh yang tidak seimbang akibat kurangnya jam istirahat.
Begadang juga bisa berpengaruh pada stabilitas emosi dan psikologis, apalagi jika disertai dengan beban pekerjaan yang padat yang bisa membuat seseorang menjadi ‘burn-out’.
Rasa kantuk akibat kebiasaan begadang juga bisa memengaruhi konsentrasi dan daya ingat karena seharusnya jaringan dan sel-sel saraf di otak mengalami proses perbaikan atau regenerasi pada saat tidur. Oleh karena itu, diperlukan waktu tidur yang cukup agar proses regenarasi ini bisa berjalan optimal.
Berikut tips untuk mengatasi kebiasaan begadang
1. Kenali Batasan Diri
Selain kantuk dan rasa tidak bersemangat, tanda lain yang paling terlihat ketika seseorang sering begadang adalah kantung mata yang besar dan kulit wajah kusam yang berpengaruh juga pada penampilan.
Saat tubuh sudah mulai terasa lelah, sediakan waktu untuk beristirahat sejenak. Jangan paksakan diri untuk bekerja hingga larut malam jika tubuh sudah terasa tidak fit. Tidak hanya itu, untuk membuat tubuh dan pikiran bisa beristirahat, manfaatkan jatah cuti kerja sebagai jeda dari rutinitas pekerjaan.
2. Berhenti Membandingkan Diri dengan Kesuksesan Orang
Seringkali sosial media memicu perasaan untuk membanding-bandingkan keadaan diri sendiri dengan keadaan orang lain. Hal inilah yang sering membuat seseorang merasa belum cukup bekerja keras untuk mencapai standar kesuksesan tertentu. Akibatnya, bekerja melebihi porsi pun dilakukan untuk mencapai target pekerjaan demi menyaingi keberhasilan orang lain.
Saat seorang teman memperlihatkan kehidupan yang mapan dan sukses dalam pekerjaan, perlu diingat bahwa kita tidak harus bersaing dengan semua orang karena sumber kepuasan dalam pekerjaan bukanlah dengan cara mengalahkan kisah sukses orang lain. Sebaliknya, kita bisa ikut merayakan dan mensyukuri hal-hal baik yang terjadi pada kehidupan karir mereka. Berhenti selalu membanding-bandingkan adalah cara untuk menikmati kesuksesan karir yang dimiliki dan bekerja sesuai pada porsinya.
3. Lakukan Hobi yang Membuat Tubuh Rileks
Untuk menghindari kebiasaan begadang dengan tidur yang lebih nyenyak, lakukan aktivitas fisik yang dapat membuat tubuh terasa rileks, misalnya berolahraga. Olahraga ringan juga bisa membuat otot-otot tubuh menjadi rileks dan meningkatkan metabolism tubuh sehingga mudah merasa mengantuk. Studi pun menunjukkan bahwa jenis olahraga kardiovaskular, latihan kekuatan, dan yoga juga efektif untuk meningkatkan kualitas tidur.
4. Jaga hati dan pikiran tetap tenang
Selain fisik, hati dan pikiran yang tenang juga bisa membuat kita terhindar dari susah tidur yang memicu kebiasaan begadang. Sebisa mungkin hindari pikiran yang tidak tenang karena beban pekerjaan. Mengarahkan pikiran agar tetap tenang juga bisa dilakukan dengan cara mandi air hangat sebelum tidur atau mendengarkan musik yang menenangkan.
Tidak hanya itu, memastikan hidup tetap terproteksi juga membantu membuat pikiran tetap tenang. Dengan mendaftarkan diri pada asuransi kesehatan, maka kita telah melakukan proteksi dini atas risiko beragam penyakit.