Kanker usus besar dapat terjadi di bagian mana pun dari usus besar. /mayoclinic.org
Health

Posisi Buang Air Besar Jongkok Cegah Risiko Kanker Usus Besar

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 2 Agustus 2022 - 12:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kanker usus adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum.

Kebanyakan orang yang didiagnosis dengan penyakit ini berusia di atas 60 tahun, dan kanker khusus ini juga menjadi semakin umum di negara-negara Barat.

Faktor risiko kanker sangat luas. Banyak penelitian telah menemukan bahwa sembelit kronis merupakan faktor risiko utama untuk kanker usus.

Dilansir dari Times of India, ada bukti bahwa kebiasaan toilet yang buruk atau tidak tepat juga dapat menyebabkan kanker ini.

Penelitian itu juga menyebutkan bahwa posisi buang air besar dengan jongkok lebih baik daripada duduk.

Pasalnya, buang air besar dengan duduk bisa lebih mungkin menyebabkan sembelit, dan kanker usus.

Sedangkan, jongkok adalah posisi alami untuk buang air besar karena memungkinkan gravitasi untuk melakukan sebagian besar pekerjaan. Saat Anda berjongkok, berat alami tubuh Anda menekan ke mangkuk, jadi Anda tidak perlu mengejan.

Jongkok memungkinkan katup ileocaecal katup antara usus kecil dan usus besar untuk menutup sendiri secara alami. Selanjutnya, puborectalis, yang merupakan otot yang menempel pada tulang kemaluan, mampu rileks lebih baik saat jongkok. Semua ini memungkinkan pergerakan usus yang lebih mudah, tanpa banyak usaha.

Sedangkan duduk di kursi toilet sebenarnya mencegah katup ileocaecal menutup dengan benar. Ini membuat Anda lebih sulit untuk mencapai tekanan usus internal yang tepat untuk berhasil buang air besar. Saat duduk di toilet, otot dasar panggul yang digunakan untuk mengontrol kandung kemih dan usus tetap mengerut. Ketika otot puborektalis tidak rileks, Anda berusaha melawannya untuk buang air besar sambil duduk.

​Penyebab lain dari kanker usus

Penyebab pasti kanker usus tidak diketahui, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko Anda. Salah satu faktor tersebut adalah usia Anda. Hampir 9 dari 10 orang dengan kanker usus berusia 60 tahun atau lebih. Faktor risiko lainnya adalah makanan yang Anda makan.

Diet tinggi daging merah atau olahan dan rendah serat dapat meningkatkan risiko Anda. Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, sekali lagi Anda bisa berisiko lebih tinggi terkena kanker usus. Hal yang sama berlaku untuk orang yang tetap tidak aktif secara fisik. Minum alkohol dan merokok juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus. Riwayat keluarga kanker usus juga dapat menempatkan Anda pada risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Cara menghindari kanker usus

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk memastikan Anda memiliki usus yang sehat, untuk menghindari sembelit. Makan makanan sehat dengan makanan rumahan, dan hindari junk food yang tinggi lemak dan makanan olahan. Sertakan buah dan sayuran kaya serat dalam diet harian Anda, bersama dengan minum banyak air setiap hari.

Makan buah-buahan seperti kiwi dapat membantu memperlancar buang air besar secara teratur. Olahraga teratur juga dapat membantu merangsang waktu transit usus. Dalam beberapa penelitian sebelumnya, para peneliti telah menemukan bukti bahwa pelari memiliki tumor lebih sedikit, dibandingkan dengan non-pelari.
Baca Selengkapnya: Tanda-tanda Awal Kanker Prostat yang Dirindukan Kebanyakan Pria Tapi Sebaiknya Tidak

Gejala kanker usus

Ketika kanker usus berkembang, perubahan gerakan usus adalah salah satu gejala pertama yang diperhatikan pasien. Menurut NHS UK, lebih dari 90 persen pasien dengan kanker usus mengalami perubahan dalam gerakan usus mereka.

Perubahan kebiasaan buang air besar yang terus-menerus dapat mencakup buang air besar lebih sering, dan kotoran Anda juga bisa menjadi lebih berair.
Gejala lain bisa jadi darah terus-menerus di kotoran Anda yang terjadi tanpa alasan yang jelas atau dikaitkan dengan perubahan kebiasaan buang air besar.

Sakit perut bagian bawah yang terus-menerus, kembung atau ketidaknyamanan yang selalu disebabkan oleh makan juga bisa menjadi tanda kanker usus. Ini bisa disertai dengan hilangnya nafsu makan atau penurunan berat badan yang tidak disengaja secara signifikan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro