Partikel virus cacar monyet atau monkeypox./Istimewa
Health

Waspada Pseudo-Pustula, Gejala Baru dari Penyakit Cacar Monyet

Arlina Laras
Sabtu, 6 Agustus 2022 - 01:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Studi terbaru para pakar global telah mengidentifikasi bahwa pseudo-pustula menjadi gejala baru yang khusus menimpa penderita cacar monyet.

Di mana, gejala pseudo-pustula menyebabkan lesi kulit, berupa benjolan kulit seperti bisul. Gejala yang nampak lebih menonjol ini tentu harus diwaspadai mencegah penularan dan penyebaran.

Apa itu pseudo-pustula?

Penyebaran wabah penyakit cacar monyet atau yang dikenal dengan istilah monkeypox semakin mengkhawatirkan.

Berdasarkan laporan dari British Journal Dermatology menyebutkan bahwa sebanyak 185 kasus telah mengidentifikasi gejala kulit baru yang terkait dengan cacar monyet.

Koordinator penelitian dari Spanish Academy of Dermatology, Dr Ignacio Garcia Doval, mengatakan gejala kulit baru adalah pustula-semu (pseudo-pustule) yang jarang terjadi.

Dilansir dari Daily Record pada Jumat (05/8/2022), meski pseudo-pustula sering digambarkan mirip dengan pustula. Namun, kenyataannya tidaklah demikian.

Pseudo-pustula sebenarnya berwarna putih, padat, dan tidak mengandung nanah. Apabila lapisan atas pustula bisa dikerok dan mengandung nanah, lesi pseudo-pustula lebih menyerupai bisul yang tidak mengeluarkan nanah.

Lesi sendiri adalah sebuah kerusakan, pertumbuhan, atau perubahan tidak normal yang terjadi di area kulit.

Ini termasuk gejala yang tidak biasa dan ada bukti transmisi utama penyebabnya adalah kontak kulit ke kulit saat berhubungan seks, bukan dari partikel di udara.

“Kasus-kasus baru-baru ini cenderung memiliki lesi kulit yang jauh lebih sedikit, seringkali di satu lokasi, daripada ruam umum yang terlihat pada kasus-kasus sebelumnya, mungkin karena kontak kulit-ke-kulit saat berhubungan seks,” katanya seperti dilansir dalam GP Online, Kamis (4/8/2022).

Para peneliti mengatakan temuan ini sangat penting dan dapat membantu mengidentifikasi penyakit cacar monyet secara lebih cepat. Karena, tanda gejala ini sangat jarang ditemukan pada penyakit lain, dengan demikian apabila tenaga medis menemukan pasien dengan tanda pseudo-pustula, maka itu menjadi ciri yang jelas.

Orang yang telah terinfeksi cacar monyet biasanya mengalami gejala seperti demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan berkeringat.

Ruam yang berbeda pecah antara satu sampai empat hari infeksi, dengan lesi berkembang sebagian besar di wajah serta di atas telapak tangan, telapak kaki dan mukosa (lapisan dalam yang lembab dari hidung dan mulut).

Apakah bisa menyebabkan kematian?

Lesi ini umumnya berkeropeng, dan infeksi sembuh dalam dua sampai empat minggu. Mungkin ada jaringan parut sekunder dari ruam karena pustula bisa menjadi sangat gatal.

Dr Doval pun menambahkan bahwa tidak ada pasien dalam penelitian ini yang meninggal, tetapi dirinya memperingatkan betapa sulitnya menghilangkan bekas dari penyakit ini yang dapat menyebabkan jaringan parut.

"Tidak ada pasien yang terlibat dalam penelitian ini meninggal dan rawat inap jarang terjadi, namun penyakit ini sangat tidak nyaman dan dapat memiliki konsekuensi jangka panjang, termasuk jaringan parut di area yang terlihat,"

Namun, komplikasi dapat terjadi pada beberapa orang dengan cacar monyet termasuk ensefalitis, pneumonia, infeksi kulit bakteri sekunder, serta kehilangan penglihatan. Bayi, anak-anak, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko lebih besar terkena komplikasi cacar monyet.

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro