Bisnis.com, JAKARTA - Tania Perfume, brand ritel parfum membuat program “Recycle at Store”.
Program ini merupakan sebuah inisiasi peduli lingkungan, dimana Tania Perfume mengajak seluruh pelanggannya untuk mendaur ulang botol parfum tak terpakai dengan mengumpulkan botol bekasnya, melalui kotak penampungan yang telah disediakan.
Setiap pelanggan yang mengumpulkan botol bekas, akan mendapatkan insentif berupa potongan diskon senilai Rp10.000 untuk setiap 3 botol saat melakukan transaksi. Dengan begitu, masyarakat dapat andil dalam pengelolaan sampah lebih bijak dan membantu mengurangi limbah sampah yang berakhir di TPA.
Reza Aditya, selaku penanggung jawab program “Recycle at Store” Tania Perfume menjelaskan, bahwa meski Tania Perfume memiliki bisnis model refill, artinya pelanggan dapat melakukan isi ulang parfum di outlet. Namun tidak semua botol parfum yang dimiliki pelanggan mereka lakukan untuk diisi ulang, tetapi sebagiannya langsung membuang botol tersebut begitu saja.
“Dengan adanya program ini, pelanggan memiliki wadah untuk mengumpulkan botol bekasnya sehingga hal ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan jika di lingkungan kerja Tania Perfume telah menerapkan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Salah satu implementasinya adalah dengan menyediakan tempat sampah berdasarkan jenisnya, sehingga sampah tersebut bisa didaur ulang kembali.
Untuk menjalankan program recycle ini, Tania Perfume berkolaborasi dengan Waste 4 Change Indonesia, di mana botol yang telah terkumpul akan dikirimkan ke lokasi pengolahan dan didaur ulang secara periodik untuk dijadikan barang-barang yang memiliki nilai jual. Program ini dapat dilihat lebih lanjut melalui https://taniaperfume.com/parfum-tahan-lama/program-recycle-botol-bekas-parfum/.
“Setiap perusahaan memiliki peranan penting untuk menjaga lingkungan dengan melibatkan konsumen. Selain menjaga kondisi alam agar tetap terjaga, ini penting karena dapat membantu merubah kebiasaan konsumen,” pungkas Reza.
Pengelolaan sampah masih menjadi masalah yang sukar dipecahkan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton, disumbangkan oleh sampah plastik.
Selain itu, perlu diketahui bahwa 20% material sampah yang kita buang masih dapat di daur ulang, namun karena masih tercampur akhirnya sulit untuk diproses dan berakhir di TPA.