Seorang pria menuangkan cairan medis di hadapan seorang demonstran yang terkena dampak gas air mata selama berlangsungnya protes anti-pemerintah di Nassiriya, Irak 26 Januari 2020./Reuters
Health

Fakta Gas Air Mata, Waspada Dampak Kronik Berkepanjangan

Afiffah Rahmah Nurdifa
Minggu, 2 Oktober 2022 - 14:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tragedi kelam yang menimpa ratusan suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan dalam laga Arema FC dan Persebaya diketahui bersumber dari tembakan gas air mata ke arah penonton.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengungkap lima hal penting terkait gas air mata mulai dari kandungan kimia, gejala pasca terkena gas tersebut, dan dampak yang terjadi.

Tjandra menjelaskan, beberapa bahan kimia yang digunakan pada gas air mata dapat berbentuk chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR).

"Secara umum dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata dan paru serta saluran napas," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Minggu (2/10/2022).

Adapun Tjandra menerangkan gejala akut yang dapat dirasakan seseorang setelah terpapar gas air mata yaitu mengarah pada bagian paru-paru dan saluran napas.

Gejalanya dapat berupa dada berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik, batuk, bising mengi, dan sesak napas. Bahkan, pada keadaan tertentu dapat terjadi gawat napas atau respiratory distress.

Masih berdampak di paru-paru, mereka yang memiliki penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) jika terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas atau respiratory failure.

"Selain di saluran napas, gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi," jelasnya.

Lebih lanjut, Tjandra menuturkan bahwa tidak hanya dampak langsung yang dapat diderita seseorang yang terpapar gas air mata, pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan.

"Terlebih jika paparan yang diterima dalam waktu panjang, dosis tinggi dan di ruangan tertutup," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro