Bisnis.com, JAKARTA - Kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak di Indonesia mengalami peningkatan kasus.
Kemenkes merilis pada Selasa (25/10/2022) jumlah kasus menjadi 251 dengan persentase kematian sebesar 56 persen atau sebanyak 143 kasus.
Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa Kemenkes menemukan kerusakan pada ginjal pasien meninggal akibat penyakit ini. Kerusakan ini, disebutkan oleh dr. Syahril sebagai akibat dari cemaran etilen glikol.
"Ternyata terbukti bahwa ginjalnya (pasien meninggal) memang ada kerusakan, kelainan yang disebabkan etilen glikol tadi," ungkap dr. Syahril dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (25/10/2022).
Hasil tersebut didapat setelah Kemenkes melakukan biopsi pada ginjal pasien yang meninggal akibat gangguan ginjal akut progresif atipikal ini.
"Kami tambahkan bahwa dalam rangka penelitian mencari penyebab ini, disamping kita sudah melakukan penelitian laboratorium, kita juga melakukan biopsi ginjal anak-anak yang sudah meninggal," tutur dr. Syahril.
Mengutip laman National Center for Biotechnology Information, Maryland, paparan etilen glikol memang berbahaya dan jika tidak ditangani, akan berkaitan dengan penyakit ataupun kematian akibat penyakit.
Sederet kebijakan telah diambil oleh Kemenkes dan BPOM terkait hal ini. Sebelumnya, Kemenkes telah melarang penggunaan dan penjualan obat cair atau sirup untuk mencegah peningkatan kasus gangguan ginjal.
BPOM juga mengumumkan lima produk yang kemudian menjadi tiga produk di atas ambang batas etilen glikol dan dietilen glikol. Hingga akhirnya Kemenkes atas data dari BPOM kembali merilis 156 obat yang aman untuk dikonsumsi berdasarkan aturan pakai.
Hal ini merupakan buntut dari penelitian yang dilakukan oleh Kemenkes dan sejumlah pihak terkait, termasuk BPOM, IDAI, dan ahli epidemiologi. Meskipun hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari Kemenkes ataupun pihak terkait mengenai penyebab pasti dari penyakit ini.