Bisnis.com, JAKARTA - Thailand, Bangkok merupakan salah satu destinasi luar negeri yang paling sering dikunjungi travelers Indonesia.
Negeri Gajah Putih ini menawarkan banyak hal menarik yang bisa menjadikan momen liburan Anda menyenangkan. Mulai dari wisata alamnya yang memukau, kuliner lezat, wisata sejarah dan budaya yang menakjubkan, hingga atraksi-atraksi uniknya.
Thailand merupakan salah satu negara yang menawarkan segudang destinasi menarik yang wajib dikunjungi. Anda bisa bertualang ke Lumphini Park jika ingin istirahat sejenak sambil menikmati pemandangan danau berlatar gedung-gedung tinggi di Bangkok.
Selain itu, ada pula Bangkok Art and Culture Centre, tempat pameran dan pertunjukan seni kontemporer yang besar dan modern dengan kafe, toko buku serta perpustakaan. Referensi destinasi menarik lainnya, yaitu kuil Buddha Wat Phra Kaew, Phu Khao Thong, Pasar Akhir Pekan Chatuchak, Pecinan Bangkok, MOCA Bangkok, Safari World, Artist's House, Bang Tao Beach hingga Wat Rong Khun.
Meski demikian, Anda patut mewaspadai modus-modus penipuan yang biasanya mengincar para turis selama liburan di Thailand.
Berikut adalah tujuh modus penipuan turis dan cara menghindarinya yang dirangkum Pegipegi:
1. Penipuan Tuk-Tuk dan Taksi
Di beberapa daerah di Thailand, oknum pengemudi tuk-tuk, taksi, dan bus bisa membawa Anda ke sejumlah toko, restoran, dan mal tertentu untuk membeli barang atau jasa alih-alih Anda diantar langsung ke tempat tujuan. Modus ini bagi para turis mengkhawatirkan, karena sebagian kerap tidak tahu berada di mana dan kesulitan kembali ke daerah penginapan begitu mereka berhasil ditipu.
Untuk menghindarinya, pilihlah tuk-tuk dan taksi yang berseliweran atau tidak diam di tempat, seperti hotel dan objek wisata utama. Pastikan Anda menanyakan tarif serta memberi instruksi yang jelas terkait lokasi yang ingin dituju.
Tolak tawaran sopir yang mengajak Anda untuk mampir ke beberapa tempat. Jika Anda ingin menggunakan taksi, pastikan apakah sopir menggunakan argometer atau tidak. Periksa juga identitas sopir, seperti nama dan foto yang biasanya tertera di dashboard. Apabila sopir mematikan argometer atau meminta hal-hal yang tidak diinginkan di tengah perjalanan, ambil ponsel dan foto identitas sopir tersebut. Beri teguran bahwa mereka bisa dilaporkan ke polisi turis setempat.
2. Sewa Sepeda Motor dan Mobil
Jika Anda berada di kawasan Phuket, Krabi, Koh Samui, dan Pattaya, tarif taksi cenderung cukup mahal. Hal ini biasanya mendorong turis menyewa mobil atau motor. Namun, hal ini justru sangat berisiko tinggi mengingat Thailand merupakan salah satu negara dengan tingkat kecelakaan lalu lintas tertinggi di dunia, khususnya sepeda motor.
Jika Anda mengalami insiden kecelakaan dengan kendaraan sewaan, Anda rentan ditipu. Pihak lain yang terlibat dalam insiden bisa mengambil keuntungan ketika melaporkan kejadian ke polisi, yang biasanya memiliki keterbatasan pemahaman bahasa Inggris.
Jika ingin menyewa mobil atau motor, Anda bisa meletakkan gadget berkamera, seperti ponsel, action-cam, atau dash cam di dashboard mobil atau helm motor sewaan tersebut. Upaya ini tidak hanya membantu melindungi Anda dari penipuan jika mengalami kecelakaan, tetapi juga memudahkan Anda jika ingin klaim asuransi apa pun yang sudah direncanakan.
Jangan biarkan pihak penyewa menyimpan paspor Anda dan hanya izinkan mereka memfotokopi saja untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Sebelum mengemudi, pastikan memotret fisik kendaraan yang disewa dari berbagai sisi untuk mencegah Anda dituding melakukan kerusakan –jika sebenarnya kerusakan itu sudah ada di kendaraan tersebut–.
3. Sewa Jetski atau Skuter
Modus ini sering terjadi di destinasi pantai populer, seperti Phuket dan Pattaya. Modusnya hampir mirip dengan penipuan sewa motor dan mobil, di mana Anda bisa saja dituding merusak kendaraan yang disewa padahal kerusakan atau cacat fisik kendaraan tersebut sudah ada sebelumnya.
Ada pula oknum penyewa yang memiliki kunci cadangan sehingga bisa mengambil skuter atau jetski sewaan yang sudah Anda kunci saat berada di luar lokasi wisata. Anda bisa dipaksa bertanggung jawab dan membayar ganti rugi yang mahal. Pastikan Anda menggunakan jasa penyewa yang bereputasi baik dan digunakan banyak turis, serta periksa dan dokumentasikan jetski atau skuter yang Anda sewa.
4. Penipuan Atraksi Wisata
Penipuan berbalut penawaran atraksi wisata ini umum terjadi di destinasi kuil dan tempat-tempat wisata populer. Turis biasanya dihampiri oleh warga lokal yang bersikap sangat ramah, menanyakan asal, berapa lama kunjungan, apa yang ingin Anda lihat di destinasi tersebut, dan sebagainya.
Turis yang terjerat akan diajak ke satu titik, mereka akan mengatakan bahwa atraksi tersebut sedang tutup dengan alasan tertentu. Lalu, orang tersebut menawarkan bahwa teman atau saudaranya yang pengemudi tuk-tuk bisa mengantar Anda ke atraksi yang jauh lebih baik. Namun, Anda justru akan dipaksa melihat atraksi atau membeli sesuatu yang biasa saja dengan harga yang sangat mahal. Lebih baik Anda menggunakan jasa tour guide dari penyedia jasa resmi.
5. Pencopetan atau Pencurian
Aksi ini memang cenderung umum terjadi di seluruh negara dengan destinasi wisata yang menarik dan populer. Misalnya, jika ada sekelompok anak menawarkan jajanan berupa camilan, rokok atau suvenir, Anda patut waspada dengan barang bawaan di kantong dan tas. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya pencurian pada barang berharga Anda.
Anda juga harus waspada ketika menaiki kendaraan terbuka, seperti motor atau tuk-tuk. Pencuri ada yang menggunakan motor dan sewaktu-waktu bisa merampas barang bawaan Anda dalam sekejap.
6. Memberi Makan Burung
Meski umum terjadi di destinasi wisata di berbagai negara, Anda juga harus jeli akan modus ini. Jika berada di kawasan Grand Palace di Bangkok, Anda mungkin akan ditawari oleh seseorang sekantung kecil jagung –secara cuma-cuma– dan mempersilakan Anda untuk memberi makan burung-burung merpati di sana. Jika terjadi, Anda lebih baik menolak tawaran tersebut karena nantinya pelaku akan meminta bayaran pakan jagung tersebut dengan harga yang sangat mahal.
7. Pejabat Pariwisata Palsu
Apabila sedang mencari kereta, bus, atau transportasi umum lainnya, bisa saja Anda dihampiri oleh orang yang mengaku merupakan seorang petugas atau pejabat dari otoritas pariwisata Thailand. Biasanya, mereka memberikan informasi palsu kepada turis bahwa transportasi yang ingin digunakan sudah penuh. Mereka akan menawarkan alternatif kendaraan lain dengan harga diskon. Turis yang terjebak, secara tidak langsung menggunakan kendaraan yang sudah rusak atau tidak laik digunakan dan terlanjur harus membayar ekstra. Sekadar info, pejabat pariwisata di Thailand tidak pernah memiliki toko atau berada di jalanan menawarkan hal-hal tertentu kepada turis.