Bisnis.com, JAKARTA - Di Indonesia, angka obesitas atau kelebihan berat badan masih menjadi sebuah persoalan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka obesitas di Indonesia mencapai 21,8 persen.
Sebelumnya, data Riskesdas tahun 2013, angka obesitas 14,8 persen dan 10,5 persen pada Riskesdas tahun 2007. Angka-angka ini terus naik hingga melebihi angka 20 persen pada tahun 2018.
Terlebih pada tahun 2017 lalu, peneliti di Stanford University melakukan penelitian yang melibatkan 700 ribu orang di 46 negara, tentang jumlah langkah kaki penduduk suatu negara yang akan menentukan penduduk negara tersebut, malas atau tidak.
Hasilnya, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara paling malas jalan kaki. Rata-rata orang Indonesia melangkah sebanyak 3.513 langkah per hari.
Hal ini tidak mengherankan jika masih banyak orang Indonesia yang kelebihan berat badan. Karena kekurangan gerak aktif. Hal ini belum ditambah dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang mengonsumsi makanan berminyak dan bersantan yang kurang menyehatkan.
Seorang aktris yang kerapkali membagikan pengalamannya berolahraga, di media sosial pribadinya, Fanny Ghassani yang juga merupakan pecinta gaya hidup sehat menyebutkan, berolahraga di tempat kebugaran umumnya temui banyak hambatan.
Baca Juga Aturan Baru PPKM Jawa-Bali: Tempat Fitness Buka, Bandara Ngurah Rai Buka untuk Internasional |
---|
"Biasanya orang kalo ke tempat fitnes itu awalnya malu-malu, bingung ini bener gak yah cara pake alatnya begini," ungkap Fanny saat ditemui di acara Launching Catch aplikasi kebugaran Fita di kawasan Senayan, Jakarta pada Senin (7/11/2022).
Fanny kemudian membagikan pengalamannya yang lebih nyaman untuk berolahraga di rumah atau homeworkout. Menurutnya, olahraga tidak harus selalu menggunakan alat seperti yang ada di tempat kebugaran.
"Kalau olahraga di luar itu banyak yang harus disiapkan, misal baju, kalau olahraga di rumah homeworkout itu manfaatnya lebih banyak, gak harus dengan mesin juga olahraga itu," tambah Fanny.
Namun, Fanny juga melanjutkan, berolahraga di rumah tetap membutuhkan sampingan ahli profesional untuk membimbing supaya tidak ada kesalahan, serta memotivasi untuk terus berolahraga.
"Kalau gak ada coach itu motivasi olahraga itu agak sulit kalau gak didampingi, apalagi gerakan olahraga, bahaya atau enggak ya, ini boleh gak ya, itu sama coach kalo dirumah olahraga itu bisa ngobrol, karena setiap individu kebutuhan dan kesehatan orang berbeda beda," kata Fanny.
Dalam hal ini, aplikasi kebugaran Fita meluncurkan platform Coach at the Center of Health (Catch) untuk membantu masyarakat yang membutuhkan sampingan personal trainer dalam berolahraga.
Selain itu, Catch juga membantu coach untuk menyajikan data yang akurat dari orang yang sedang dibimbingnya, tanpa harus mencatat manual.
"Melalui CATCH, kami memberikan wadah bagi para Coach untuk membuat rancangan program secara lebih terstruktur, personalized, dan memungkinkan mereka untuk membimbing pengguna secara masif di waktu yang bersamaan,” papar Chief Executive Officer Fita Reynazran Royono saat ditemui di acara Launching Catch aplikasi kebugaran Fita di kawasan Senayan, Jakarta pada Senin (7/11/2022).
Lebih lanjut, Rey memaparkan, platform Coach ini juga dilengkapi dengan fitur untuk menghitung jumlah kalori pada makanan, hanya dengan memotret makanan tersebut. Sehingga Coach bisa memantau dengan baik apa saja yang dikonsumsi pengguna.
Senada dengan Rey, pelatih kebugaran Fita, Rian Ardiansyah mengaku terbantu dengan adanya platform Coach untuk memantau dan berkomunikasi dengan orang yang sedang dilatihnya.
"Enak banget untuk kami pelatih kebugaran, bisa berkomunikasi sama users buat nanya nih Coach kira kira latihan kaya gini bisa gak ya buat kami, jadi bisa pantau users," kata Rian di kawasan Senayan, Jakarta pada Senin (7/11/2022).