Bisnis.com, JAKARTA - Hasil riset produk tembakau alternatif dinilai perlu diperbanyak agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai produk tersebut.
Direktur Eksekutif International Network of Nicotine Consumer Organizations (INNCO) Charles Gardner menilai berbagai pihak perlu mendorong lebih banyak lagi riset yang berfokus terhadap perbandingan profil risiko antara produk tembakau alternatif dengan rokok.
Hasil riset tersebut dapat digunakan untuk meyakinkan perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang secara ilmiah sudah terbukti memiliki profil risiko produk yang jauh lebih rendah dari rokok.
“Jika perokok dewasa tidak diberikan pilihan untuk beralih ke produk tembakau alternatif, maka ini adalah sebuah kelalaian,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (12/11/2022).
Anggota tim pengkaji Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB) Rahmana Emran Kartasasmita menjelaskan peneltitian mengenai produk tembakau alternatif khususnya di Indonesia masih sedikit.
Padahal, berdasarkan kajian literatur ilmiah yang dilakukan SF-ITB yang berjudul “Perbandingan Profil Risiko Kesehatan Produk Tembakau yang Dipanaskan Versus Rokok Kretek Indonesia” produk tembakau yang dipanaskan secara komparatif memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
“Saya mengajak seluruh kalangan, mulai dari akademisi hingga peneliti lainnya, untuk melakukan penelitian ini dan melakukan kajian lebih lanjut dari hasil temuan kami,” katanya.
Dia berpendapat hasil kajian tersebut dapat dijadikan awalan untuk memperkaya teks akademik bagi pengambil kebijakan, peneliti lain, serta untuk pemahaman masyarakat umum.
Pada kesempatan berbeda, Tom Gleeson dari European Tobacco Harm Reduction Advocates, mengungkapkan kajian ilmiah memiliki peran penting dalam membandingkan profil risiko yang dimiliki oleh produk tembakau alternatif dengan rokok.
“Tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana cara menghasilkan data yang memadai dan akurat dalam memberikan informasi yang valid kepada konsumen, dokter, regulator, serta politisi tentang produk tembakau alternatif dan profil risikonya,” ujar Tom.