NCIG International memutuskan untuk berinvestasi di Indonesia melihat potensi pasar rokok elektrik yang besar. /FOTO REUTERS
Health

Vape Berpotensi Mengandung Etilen Glikol dan Diatelen Glikol, Peneliti: Bisa Picu Kematian

Ileny Rizky
Minggu, 13 November 2022 - 14:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA– Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengkhawatirkan adanya potensi cemaran etilen glikol dan dietilen glikol pada rokok elektrik atau vape.

Menurut Dicky, kedua kandungan ini sangat berbahaya bagi manusia. Sebab, EG dan DEG dapat mengancam nyawa, hal ini telah terbukti dengan adanya kasus gagal ginjal pada anak yang sedang ramai dalam beberapa waktu belakangan.

Selain itu, lebih lanjut Dicky mengatakan bahwa kandungan EG dan DEG ini seharusnya tidak dipergunakan dalam bahan baku makanan atau minuman yang dikonsumsi manusia, termasuk pada rokok elektrik atau vape.

"EG maupun DEG pada prinsipnya itu adalah racun. Jadi harusnya tidak ada di makanan karena sifatnya yang toxin," ujar Dicky yang dikutip dari Diskusi Daring Kesehatan (Diringkes) Potensi Cemaran EG pada vape, melalui Instagram live @prohealth_id Kamis (10/11/2022).

"Harusnya zat ini digunakan di alat pendingin, karena mampu menjaga suhu. Bila dikonsumsi oleh manusia, ini sangat berbahaya karena kandungan ini sangat fatalitas, memicu kematian. Bahkan di luaranan sana biasa digunakan untuk bunuh diri," sambungnya.

Meskipun begitu, Dicky mengatakan bahwa untuk saat ini masih belum terdapat kasus kematian yang dicatat sebagai akibat dari vape yang mengandung EG maupun DEG.

"Vape atau rokok elektrik secara riset atau penelitian, dan kasusnya itu belum ada di Indonesia maupun global, namun kalau potensi, ya itu mungkin saja," kata Dicky.

Mengenai potensi cemaran kandungan EG dan DEG pada Vape, Dicky menyebut pemerintah harus lebih cermat dan sigap dalam melakukan pengawasan dengan ketat ke setiap produk rokok elektrik /vape, sebelum dipasarkan ke masyarakat.

"Ya soal praduga pada rokok elektrik, perlu dilakukan pengawasan yang ketat, disampling saja, itu sebenarnya kekhawatiran yang harus dijawab dengan pemeriksaan yang lebih ketat," kata Dicky.

Selain itu, Dicky berharap agar pemerintah tidak lagi kecolongan seperti kasus gagal ginjal akibat  obat sirup yang mengandung etilen glikol dan dietelen glikol.

"Pemerintah harus lebih mengawasi. Jangankan rokok elektrik, ini sirup saja yang dikonsumsi anak, kebobolan. Untuk anak itu rawan, tapi malah kecolongan," ujarnya.

Berbeda dengan asap rokok biasa yang dapat berbahaya bagi pengisap dan orang disekitarnya (perokok pasif), menurut Dicky potensi EG dan DEG ini hanya berbahaya bagi pengonsumsinya.

"Aerosol melalui udara sama-sama dihirup (perokok dan orang disekitarnya), nah ini berbahaya untuk keduanya. Namun potensi EG dan DEG ini hanya berbahaya bagi pengonsumsi, tidak ke orang di lingkungannya," sebut Dicky.


"Etilen glikol dan diatelen glikol kalau dalam bentuk uap akan cepat hilang, berbeda dengan yang diminum," sambungnya.


Meskipun demikian, Menurut Dicky, potensi yang membuat khawatir ini (EG dan DEG) tidak hanya dari produk yang diminum manusia. 


Oleh karena itu diperlukannya pengawasan dan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan toksin tersebut dalam rokok elektrik atau Vape. 


"PR klasiknya, jangan sampai lengah dalam melakukan QC dari setiap produk yang akan dikonsumsi masyarakat itulah yang harus dilakukan pemerintah," kata Dicky.


"Nah untuk masyarakat untuk mengatasi dan menghindari masalah ini. Ya jalan utamanya lebih baik berhenti merokok," lanjutnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ileny Rizky
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro