Bisnis.com, JAKARTA - Pendarahan otak yang dialami oleh presenter Indra Bekti kini menjadi sorotan publik.
Sebelumnya, Manajer Bekti, Roy pun telah mengonfirmasi bahwa Indra Bekti mulai tak sadarkan ketika tengah menjalani siaran. Kala itu dia izin ke toilet, namun, setelah lama ditunggu, Bekti didapati sudah tak sadarkan diri.
Dilansir dari WebMD, pendarahan otak adalah salah satu jenis stroke. Hal ini disebabkan oleh arteri di otak yang pecah dan menyebabkan pendarahan lokal di jaringan sekitarnya.
Pendarahan ini membunuh sel-sel otak. Kerusakan sel dan saraf otak ini apabila cukup parah bisa mengakibatkan cacat fisik, mental, dan mengakibatkan kematian.
Lantas, apa saja hal yang perlu diwaspadai dengan adanya pendarahan otak ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Penyebab Pendarahan Otak
Ada beberapa faktor risiko dan penyebab perdarahan otak, seperti:
1. Trauma kepala, di mana cedera ini menjadi penyebab paling umum dari pendarahan di otak bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
2. Tekanan darah tinggi, kondisi kronis ini dalam jangka waktu yang lama dapat melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati adalah penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.
3. Aneurisma dapat menyebabkan melemahnya pembuluh darah, yang kemudian dapat pecah dan menimbulkan perdarahan di dalam otak. Kondisi ini dapat menyebabkan stroke.
4. Kelainan pembuluh darah berupa kondisi yang bisa terjadi pada saat lahir ini dapat membuat dinding pembuluh darah di sekitar dan bagian dalam otak menjadi lemah. Kelainan ini disebut malformasi arteri vena. Penderita gangguan ini tidak selalu mengeluhkan adanya gejala, namun seketika pembuluh darah dapat pecah dan menimbulkan kondisi yang berbahaya.
5. Angiopati amiloid adalah kelainan dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi seiring dengan penuaan dan tekanan darah tinggi. Ini dapat menyebabkan banyak perdarahan kecil yang tidak diketahui sebelum menyebabkan yang besar.
6. Gangguan pembekuan darah, menurunnya trombosit juga dapat menyebabkan perdarahan otak. Anemia sel sabit (kondisi di mana sel darah merah berbentuk abnormal), hemofilia (tubuh kekurangan protein untuk pembekuan darah), hingga mengonsumsi obat pengencer darah dapat berkontribusi dalam hal ini.
7. Hal lain yang bisa menyebabkan perdarahan otak antara lain adalah tumor otak dan penyakit hati.
Gejala Pendarahan Otak
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam tergantung pada lokasi perdarahan, tingkat keparahan perdarahan, dan jumlah jaringan yang terkena. Gejalanya meliputi:
- Tiba-tiba sakit kepala parah
- Kejang tanpa adanya riwayat kejang
- Menjadi sangat lemah di lengan atau kaki
- Mual atau muntah
- Mengalami lesu
- Tiba-tiba kehilangan penglihatan
- Kesemutan atau mati rasa
- Kesulitan menelan
- Kehilangan keterampilan motorik halus, seperti tremor tangan
- Kehilangan koordinasi
- Kehilangan keseimbangan
- Indera perasa yang tidak normal
- Penurunan kesadaran, seperti pingsan atau tidak responsif
- Tiba-tiba cadel dan tidak mampu berbicara, menulis, atau membaca
- Terjadi kelumpuhan mendadak
- Kejang
- Sakit kepala parah
Perlu diingat bahwa banyak dari gejala ini sering disebabkan oleh kondisi selain pendarahan otak.
Jenis Pendarahan Otak
Pendarahan dapat terjadi di dalam jaringan otak Anda atau di luarnya.
Ketika pendarahan terjadi di luar jaringan otak, mereka melibatkan satu atau lebih lapisan pelindung (membran) yang menutupi otak Anda:
1. Perdarahan epidural
Ini adalah saat darah terkumpul di antara tengkorak Anda dan lapisan luar yang tebal, yang disebut dura mater. Tanpa pengobatan, dapat membuat tekanan darah Anda naik, membuat Anda kesulitan bernapas, menyebabkan kerusakan otak, atau menyebabkan kematian. Pendarahan epidural biasanya terjadi karena cedera (sering melibatkan patah tulang tengkorak) yang merobek pembuluh darah di bawahnya.
2. Perdarahan subdural
Ini adalah saat darah bocor antara dura mater Anda dan lapisan tipis di bawahnya, yang disebut arachnoid mater. Ada dua jenis utama perdarahan subdural: Tipe “akut” yang bisa meningkatkan kematian hingga 37 persen hingga 90 persen. Pendarahan subdural akut dapat terjadi setelah kepala terbentur akibat jatuh, kecelakaan mobil, kecelakaan olahraga, whiplash, atau jenis trauma lainnya.
Pendarahan subdural kronis terbentuk secara bertahap. Dengan penanganan serta pengobatan yang cepat tentu akan menghasilkan pemulihan yang lebih baik. Biasanya disebabkan oleh cedera kepala yang tidak terlalu serius pada orang lanjut usia, sedang mengonsumsi obat pengencer darah, atau mengalami penyusutan otak akibat demensia atau gangguan penggunaan alkohol.
3. Perdarahan subarachnoid
Pendarahan ini merupakan penimbunan darah di dalam lapisan pelindung otak. Kondisi ini umumnya ditandai dengan sakit kepala hebat yang terjadi secara tiba-tiba. Perdarahan subarachnoid atau subarachnoid hemorrhage (SAH) dapat terjadi secara spontan tanpa didahului cedera kepala. Tanpa pengobatan, dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan kematian. Tanda peringatan utama untuk jenis perdarahan ini adalah sakit kepala parah yang tiba-tiba.
4. Perdarahan intraserebral
Ini adalah pendarahan otak ketika darah menggenang di jaringan otak Anda. Ini adalah penyebab stroke paling umum kedua sekaligus yang paling mematikan. Biasanya karena tekanan darah tinggi jangka panjang yang tidak diobati.
Bagaimana Pendarahan Otak Diobati?
Untuk mengevaluasi kerusakan otak, dokter akan menentukan otak bagian mana yang mengalami perdarahan berdasarkan gejala yang timbul, serta melalui pemeriksaan fisik, dan tes pencitraan CT scan atau MRI otak.
Jika lokasi perdarahan sudah bisa dipastikan, dokter akan melakukan langkah pengobatan yang sesuai.
Perdarahan otak adalah kondisi kegawatan medis yang perlu segera ditangani di unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Jika perdarahan otak menimbulkan koma atau kesulitan bernapas, penderita perlu mendapatkan tindakan intubasi untuk memberi napas buatan.
Pemasangan infus untuk pemberian cairan dan obat-obatan juga diperlukan. Jika kondisi memburuk, perdarahan otak perlu mendapat pemantauan ketat oleh dokter di ruang perawatan intensif di rumah sakit.
Penanganan perdarahan di otak tergantung pada lokasi, penyebab, dan luasnya perdarahan. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah pendarahan.
Obat - obatan tertentu juga dapat diresepkan. Ini termasuk obat penghilang rasa sakit, kortikosteroid, atau osmotik untuk mengurangi pembengkakan, dan antikonvulsan untuk mengendalikan kejang.
Bisakah Orang Sembuh dari Pendarahan Otak?
Tingkat kesembuhan orang akan tergantung terhadap ukuran perdarahan dan jumlah pembengkakan yang dialaminya,
Beberapa pasien mungkin saja sembuh total. Tapi, dengan adanya komplikasi seperti stroke, kejang, atau efek samping dari pengobatan atau perawatan bisa menyebabkan kematian meskipun telah dilakukan perawatan medis dengan segera.
Bisakah Pendarahan Otak Dicegah?
Karena sebagian besar pendarahan otak terkait dengan faktor risiko tertentu, Anda dapat meminimalkan risiko dengan cara berikut:
1. Mengobati tekanan darah tinggi, Studi menunjukkan bahwa 80 persen pasien pendarahan otak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah mengendalikannya melalui diet, olahraga, dan pengobatan.
2. Jangan merokok
3. Jangan gunakan narkoba. Kokain , misalnya, bisa meningkatkan risiko pendarahan di otak
4. Berkendaralah dengan hati-hati, dan kenakan sabuk pengaman Anda.
Jika Anda mengendarai sepeda motor, sepeda atau skateboard, selalu gunakan helm
5. Selidiki operasi korektif. Jika Anda menderita kelainan, seperti aneurisma, operasi dapat membantu mencegah pendarahan di kemudian hari
6. Hati-hati dengan warfarin (coumadin). Jika Anda mengonsumsi obat pengencer darah ini, tindak lanjuti secara teratur dengan dokter Anda untuk memastikan kadar darah Anda berada dalam kisaran yang benar