Bakteri/Istimewa
Health

Penyebab dan Gejala Infeksi Amoeba Pemakan Otak

Arlina Laras
Kamis, 29 Desember 2022 - 16:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di penghujung tahun 2022, kini dunia kesehatan kembali dihebohkan dengan adanya temuan kasus infeksi langka namun fatal yaitu Naegleria Fowleri atau amoeba pemakan otak yang mengakibatkan seorang warga asal Korea Selatan meninggal dunia.

Warga berusia 50 tahun asal Korea Selatan tersebut meninggal dunia dan diketahui pada Rabu (21/12/2022) hal tersebut disebabkan oleh adanya infeksi amoeba pemakan otak.

Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), pria itu tinggal di Thailand selama empat bulan sebelum memasuki Korea Selatan pada 10 Desember. Dia mengalami sakit dan dikonfirmasi bahwa gen dalam pasien tersebut 99,6 persen mirip dengan yang ditemukan pada pasien meningitis di luar negeri.

Dilansir dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), amoeba pemakan otak termasuk jenis Naegleria atau organisme bersel tunggal yang hidup di alam bebasdan cuma bisa dilihat dengan bantuan mikroskop.

Maka, agar terus waspada dan melakukan tindakan pencegahan, berikut Bisnis telah merangkum soal penyebab dan gejala atas infeksi yang langka namun fatal ini. Simak ulasannya. 

Naegleria Fowleri adalah spesies Naegleria, amoeba yang biasa hidup bebas dan ditemukan di sumber air tawar yang hangat, seperti danau, sungai, dan mata air panas, serta tanah.

Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa Naegleria fowleri dapat menyebar melalui uap air atau bentuk aerosol seperti kabut atau uap dari alat pelembab udara. Amoeba pemakan otak ini juga tidak dapat menginfeksi lewat air yang diminum

Namun, Naegleria Fowleri ini menginfeksi orang ketika air yang mengandung amoeba tersebut masuk ke tubuh melalui hidung. Ini biasanya terjadi saat orang tersebut berenang, menyelam, atau saat mereka meletakkan kepala di bawah air tawar, seperti di danau dan sungai.

Infeksi Naegleria fowleri juga dapat terjadi ketika orang menggunakan air keran yang terkontaminasi untuk membersihkan hidung mereka selama praktik keagamaan atau membilas sinus mereka.

Biasanya, usai masuk melalui hidung, amoeba kemudian berjalan ke otak, di mana menurut Pisat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), infeksi ini dapat merusak jaringan otak Anda dan menyebabkan infeksi meningoensefalitis amebik primer (PAM) yang bisa berakibat sangat fatal. 

Alhasil, sejak kematian yang terjadi di Korea Selatan, para pejabat telah meminta orang-orang untuk tidak berenang di lingkungan di mana infeksi telah menyebar.

Gejala Infeksi Amoeba Pemakan Otak

Infeksi amoeba pemakan otak ini pada gejala awal disebut mirip penyakit meningitis. Sesuai laporan, pria Korea Selatan itu menderita sakit kepala, muntah, leher kaku, dan bicara cadel.

Menurut CDC AS, tanda-tanda pertama PAM mulai terlihat dalam 1-12 hari setelah orang tersebut terinfeksi. Selain gejala yang disebutkan di atas, gejala lain yang mengindikasikan seseorang terinfeksi amoeba pemakan otak adalah mual dan demam, diikuti kejang, halusinasi, bahkan hingga 

Infeksi menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian rata-rata dalam waktu sekitar lima hari.

Sebenarnya, infeksi ini bukanlah hal yang baru, sebab di Amerika Serikat sendiri telah ditemukan 154 orang yang terinfeksi dari tahun 1962 hingga 2021 dan hanya empat orang yang selamat. 

Pengalaman Penyintas yang Selamat

Sebastian Deleon yang kini berusia 22 tahun, adalah satu dari empat orang yang diketahui selamat dari infeksi mematikan dengan Naegleria Fowleri. 

Enam tahun setelah pengalaman mendekati kematiannya, Deleon memberi tahu tentang gejala dan perawatannya ketika dia dirawat di rumah sakit setelah berenang di kolam dekat rumahnya di Florida ketika dia berusia 16 tahun saat itu.

CBS News melaporkan pada tahun 2016 bahwa Deleon mengalami sakit kepala yang sangat parah, sedemikian rupa sehingga dia tidak dapat mentolerir orang yang menyentuhnya.

"Sakit kepala ini berbeda. Rasanya seperti ada batu di atas kepala saya, dan seseorang mendorongnya ke bawah," kata Deleon dilansir dari Times of India, Kamis (29/12/2022).

"Rasanya seperti berada di salah satu roller coaster yang berputar-putar, dan saya harus memakai kacamata hitam, bahkan untuk terkena matahari saja sangat sakit," tambahnya.

Pengobatan dan Perawatan Infeksi Amoeba Pemakan Otak

Setelah kejadian tersebut, dengan segera para dokter menghubungi sebuah perusahaan farmasi bernama Profounda , yang merupakan satu-satunya distributor Impavido di AS, obat yang menjanjikan dalam mengobati PAM.

Mereka kemudian menempatkan Deleon dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis untuk memperlambat infeksi dan memberikan kesempatan pada obat untuk bekerja. Setelah sekitar 72 jam dalam keadaan koma, Deleon dapat bernapas sendiri dan berbicara dalam beberapa jam setelah selang pernapasannya dilepas.

Meski, Deleon berhasil masuk ke daftar orang yang selamat, tetapi dia harus melakukan pemulihan selama beberapa tahun.

Baginya, dua tahun pertama adalah yang paling sulit. Karena dengan pembengkakan di otaknya, dia menjadi kehilangan sebagian besar keterampilan motoriknya. 

Sehingga, dia harus pergi ke pusat rehabilitasi untuk belajar berjalan, menulis, dan melakukan tugas-tugas dasar lagi hingga akhirnya dia telah pulih sepenuhnya.

Naegleria Fowleri sejauh ini ditemukan di semua benua dan dinyatakan sebagai penyebab PAM di lebih dari 16 negara, termasuk Korea Selatan, distrik Rohtak dan Jhajjar yang ada di negara bagian Haryana, India. Lalu, ada Pakistan dengan 6 kasus infeksi amoeba ini pada Oktober 2022 lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro