Bisnis.com, JAKARTA – Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi hal yang marak terjadi belakangan ini. Tindakan kekerasan ini contohnya baru saja dialami oleh Vena Melinda dan Lesti Kejora. KDRT tak hanya berdampak bagi korban kekerasan, melainkan juga ke orang yang menyaksikannya, anak-anak.
Dilansir dari Verywellmind.com, Selasa (10/1/2023), KDRT dapat menggangu psikologis anak. Bagi para korban kekerasan dalam rumah tangga, serangan fisik, penganiayaan emosional, dan penganiayaan lain yang dialami pasti akan berdampak buruk pada keberlangsungan hidup mereka di masa mendatang.
Simak dampak KDRT pada psikologis anak:
1. Kecemasan
Anak-anak cenderung selalu merasa gelisah jika mereka selalu dikelilingi oleh tindak pelecehan yang menimpa dari salah satu orang terdekatnya. Anak-anak ini akan hidup dengan trauma untuk serangan fisik atau verbal berikutnya yang mungkin terjadi di kehidupan mereka.
Bagi anak-anak prasekolah yang menyaksikan tindak KDRT, mereka bisa saja secara tidak sadar memiliki kebiasaan seperti mengisap jempol, mengompol , menangis, dan merengek.
2. Anti sosial
Berbeda dengan anak-anak yang belum memasuki dunia pendidikan, mereka yang telah memasuki usia sekolah dapat memiliki sifat anti-sosial dan mungkin dipenuhi dengan rasa bersalah atas pelecehan yang disaksikannya.
Umunya anak-anak yang mendapat atau melihat secara langsung perlakuan kasar atau kekerasan dari anggota keluarga yang lebih tua, seperti ayah, ibu, paman, atau bibi dapat mengubah pola berpikirnya bahwa orang lain terutama dewasa akan selalu berbuat jahat kepadanya, sehingga anak menjadi kehilangan rasa percaya dan juga rasa aman untuk bersosialisasi dengan orang lain.
3. Gangguan tidur
Meski terhindar dari kekerasan fisik, trauma kekerasan dalam rumah tangga dapat menyebabkan perubahan yang serius pada perkembangan otak anak. Perubahan ini umumnya dapat menyebabkan gangguan tidur seperti perubahan pola waktu tidur hingga selalu mengalami mimpi buruk
4. Susah konsentrasi
KDRT dapat menyebabkan gangguan pasca trauma (Post-Traumatic Stress Disorder) pada anak. Mereka akan mengalami perubahan pada emosional, mereka akan cenderung lebih cepat marah, mudah menangis, hingga sulit berkonsentrasi. Anak-anak akan menjadi susah fokus dalam kesehariannya. Tak heran jika banyak anak korban KDRT yang mengalami penurunan prestasi di sekolahnya.