Ilustrasi empat fase menstruasi/ID School
Health

Haid Tidak Teratur, Bisa Jadi Tanda Diabetes

Arlina Laras
Rabu, 8 Maret 2023 - 20:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Haid atau menstruasi tidak teratur bisa menjadi tanda risiko diabetes. 

Menstruasi dikatakan tidak lancar atau tidak teratur apabila siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari. 

Selain itu, lamanya menstruasi berubah-ubah setiap bulannya. Volume darah yang tidak sama, kadang banyak atau kadang sedikit, juga menjadi tolak ukur menstruasi tidak lancar.

Dokter Spesialis Anak, Dana Nur Prihadi mengungkapkan pengalamannya memeriksa remaja wanita yang mengalami haid tidak teratur. 

“Setelah saya cek, ternyata pasien saya ini punya gula darah yang tinggi. Sampai ada yang cerita, nunggu mens sampai enam bulan. Lalu, setelah gula darahnya terkontrol, maka siklus haid-nya lancar,” ungkapnya dalam Diskusi Media ‘Pencegahan Diabetes pada Anak’, Rabu (8/3/2023). 

Artinya, gula darah yang tidak stabil bisa memengarui perubahan hormon. Kondisi inilah yang bisa membuat menstruasi jadi tidak teratur atau terlambat.

Hubungan pola makan dengan siklus menstruasi pun cukup erat. Pola makan yang tidak seibang akan memengaruhi status gizi seseorang. 

Dana menyinggung meski remaja perempuan menjadi penyintas diabetes, namun mengontrol kualitas asupan, nyatanya jauh lebih baik  dalam menjaga kadar gula darah dibanding harus menghindari segala macam jenis makanan. 

Kurangnya jaringan lemak tubuh yang merupakan modal utama dalam pembentukan hormon estrogen dan progesteron.

Bila jumlah lemak tubuh sedikit, kadar estrogen yang dihasilkan tak cukup untuk membangun dinding rahim, yang nantinya meluruh sebagai darah menstruasi

 “Karbohidrat, protein, lemak itu tetap harus, tapi dihitung. Sesuai dengan penjelasan Prof Ujang kalau 50 persen kontribusi energi itu dari karbohidrat dan gula, tinggal pilih sumbernya darimana,” ucapnya. 

Hal ini pun lantas ditambahkan oleh Guru Besar Perilaku Konsumen, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB Ujang Sumarwan yang menyarankan para penyintas mengenali jenis pakanan dan kandungan karbohidrat. 

“Glycemic index (GI) menilai seberapa cepat makanan dapat meningkatkan kadar gula darah. Makanan dengan nilai GI yang tinggi dapat dengan cepat dipecah menjadi gula dan meningkatkan kadar gula darah, sebaliknya makanan dengan nilai GI yang rendah dipecah secara perlahan. Itu harus sesuai anjuran dokter,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro