Bisnis.com, JAKARTA - Gunung Everest, sebagai simbol tantangan terbesar bagi para pendaki di seluruh dunia, sering kali menjadi panggung drama dan ironi yang mengiringi perjalanan mereka menuju puncaknya.
Di tengah euforia dan kegagahan dalam mencapai prestasi menaklukkan gunung tertinggi di dunia ini, nyatanya peran Sherpa yang memainkan peran penting dalam kesuksesan pendakian kerap kali terpinggirkan bahkan diabaikan.
Jika sebelumnya, pada Selasa (6/6) seorang pendaki asal Malaysia bernama Ravi mendapat rujakan dari netizen, lantaran tak mau akui bantuan dari Sherpa saat mendaki di Gunung Everest.
Baca Juga Mengenal Sherpa, Pemandu Gunung Everest yang Selamatkan Pendaki Malaysia dari Zona Kematian |
---|
Padahal, berdasarkan informasi yang beredar, kala itu dirinya berada dalam kondisi terjepit dan menggigil kedinginan, sampai akhirnya Gelje Sherpa yang saat itu sedang memandu kliennya dari China lantas menghentikan misinya dan menggendong Ravi dari zona kematian selama 6 jam.
Ternyata, hal itu bukanlah kejadian pertama. Di mana, seorang pendaki wanita dari China menolak untuk membayar pemandu Sherpa sebesar US$10.000 atau setara dengan Rp148,6 juta usai menyelamatkan nyawanya.
Aksinya pun memicu reaksi di media sosial China.
Kronologi Awal Penyelamatan Pendaki China
Hal ini diceritakan oleh dua pendaki gunung Tiongkok lainnya yang ikut membantu menyelamatkan wanita yang ditemukan tak sadarkan diri di ketinggian 8.500 meter di atas permukaan laut.
“Akhirnya, kami yang membayar biaya dirinya hampir keseluruhan,” lapor situs berita cqcb.com.
Menurut laporan media China, seorang wanita berusia 50 tahun dari provinsi Hunan, China, yang bernama keluarga Liu, ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di dekat puncak Gunung Everest.
Seorang pemandu Sherpa yang tidak disebutkan namanya itu pun memutuskan untuk menyelamatkannya dan meminta Fan Jiangtao, yang juga merupakan warga China yang sedang mendaki bersamanya, untuk meninggalkan impian mencapai puncak.
Fan Jiangtao setuju untuk membantu menyelamatkan Liu dan dengan melakukannya, dia mengorbankan kesempatan untuk mencapai puncak Gunung Everest pada malam 18 Mei 2023.
Sayangnya, Fan Jiangtao dan sang pemandu Sherpa tidak berhasil memindahkan Liu lebih dari 200 meter karena kondisi ekstrim, sampai akhirnya Fan memutuskan untuk mencari bantuan.
Dia pun menemui Xie Ruxiang, seorang anggota Asosiasi Pendakian Gunung dari Provinsi Hunan, dan memintanya untuk membantu dalam penyelamatan.
Xie mengklaim bahwa pemandu Sherpa-nya, yang merupakan pendaki terkuat di antara mereka, pada awalnya enggan untuk membantu.
Oleh karena itu, Xie menawarkan imbalan sebesar US$10.000 sebagai imbalan, dan pemandu Sherpa tersebut akhirnya setuju untuk membantu.
Sebagai informasi, biasanya pemandu Sherpa biasanya mengenakan biaya standar sebesar US$8.000 atau Rp118,8 juta hingga US$10.000 atau Rp148,6 juta.
Biaya tersebut digunakan untuk membantu pendaki mendaki Gunung Everest dalam membimbing mereka saat cuaca yang ekstrem hingga mempersiapkan serta membawakan sebagian besar peralatan pendaki.
Bersikeras Tak Mau Membayar
Lalu, setelah Xie, Fan, dan pemandu Sherpa bekerja sama, Liu pun dengan segera menerima perawatan di kamp selama beberapa hari sebelum akhirnya sembuh.
Sebelum insiden tersebut terjadi, Liu disebut telah berhasil mencapai puncak Gunung Everest dan sedang dalam perjalanan turun ketika mengalami masalah yang membutuhkan bantuan penyelamatan.
Namun, ketika pemandu Sherpa bertanya kepada Xie dan Fan mengenai biaya penyelamatan yang telah dijanjikannya, Liu justru menolak untuk membayar jumlah penuh yang telah disepakati.
“Masing-masing dari kami membayar tip pemandu sebesar US$1.800 atau Rp26,7 juta, dan dia mengatakan akan membayar US$1.500 atau Rp22,7 juta sebagai tip. Untuk biaya penyelamatan sebesar US$10.000, Liu mengatakan dia hanya akan membayar US$4.000 atau Rp59,4 juta ” klaim Fan.
Fan sebagai salah satu pendaki yang terlibat dalam insiden tersebut, menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap Liu.
Dia mengungkapkan dirinya saja telah mempersiapkan diri selama 40 hari dan menghabiskan sejumlah besar uang, sekitar 400.000 yuan atau US$56.000 yang setara dengan Rp831,7 juta demi mencapai tujuannya mendaki Gunung Everest.
Dia merasa tidak tahu harus berkata apa mengenai sikap Liu yang menolak membayar pemandu Sherpa.
Bahkan, dirinya menyebut Liu pun belum mengucapkan "terima kasih" kepada mereka. Sikap tidak berterima kasih ini membuat Fan dan Xie merasa tidak enak dengan kejadian ini.
Kisah ini telah mencuri perhatian publik di China daratan dan menjadi viral di media sosial.
Unggahan yang dilihat sebanyak 300 juta kali di Weibo itu memancing banyak pengguna media sosial yang mengkritik sikap Liu.
“Wanita ini telah memupus harapan hidup pendaki lain yang mengalami kesulitan mendaki Everest,” kata salah satu warganet
“Kita harus mengirimnya kembali ke lereng gunung,” komentar warnaget lainnya.
Bahkan, adapula yang mempertanyakan soal hati nuraninya.
“Apakah dia punya hati nurani? Apakah nyawanya tidak bernilai US$10.000?” tanya warganet lain.