Bisnis.com, JAKARTA – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap rabies seiring dengan kasus yang dilaporkan meningkat. Gejala-gejala rabies pada manusia pun disebut penting untuk dikenali.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI Novie Homenta Rampengan menjelaskan, cukup banyak gejala rabies yang bisa diketahui ketika menjangkiti manusia.
“Di antaranya lesu, demam, sakit tenggorokan, nyeri, kesemutan, rasa panas di lokasi gigitan, dan berkeringat,” kata Novie dalam salah satu acara diskusi daring pada Sabtu (17/6/2023).
Gejala-gejala rabies pada manusia juga ditunjukkan dengan air mata yang suka menetes, hydrophobia atau takut terhadap air, kejang-kejang, hingga kesulitan bernafas. Apabila tidak ditangani dengan baik, infeksi rabies bisa berujung pada kematian.
Dia menjelaskan, penularan virus rabies kepada manusia bisa melalui gigitan hewan, seperti anjing, kucing, atau kera.
Selain melalui gigitan, penularan rabies bisa terjadi akibat cakaran, goresan, atau jilatan pada kulit terbuka atau mukosa oleh hewan yang terinfeksi rabies.
Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sejauh ini dilaporkan terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 pemberian vaksin antirabies, dan 11 kasus kematian sepanjang 2023.
Anjing menjadi hewan dengan tingkat kewaspadaan paling tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Menurut pemaparan IDAI, lebih dari 95 persen kasus rabies pada manusia terjadi akibat gigitan anjing.
Apabila mengalami gigitan ataupun terkena liur hewan yang berpotensi mengidap rabies pada area sensitif, terdapat masa inkubasi paling singkat 2 pekan dan paling lama 2 tahun jika terinfeksi jauh dari organ otak, seperti kaki.
Baca Juga Alert! 2 Wilayah di NTT KLB Rabies |
---|
“Namun, pada umumnya masa inkubasi 3 – 8 pekan. Menurut World Health Organization (WHO), masa inkubasi rabies rata-rata 30 – 90 hari,” terangnya.