Petani memetik biji kopi arabika/Bisnis.com
Kuliner

Fakta-fakta Kopi Arabika dan Perbedaannya dengan Robusta

Mia Chitra Dinisari
Senin, 19 Juni 2023 - 16:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kopi arabika adalah biji kopi terbesar produksinya di seluruh dunia, harga kopi arabika berdasarkan kualitasnya, memiliki profil rasa dan aroma yang begitu kompleks.

Kopi arabika pun merupakan biji kopi yang banyak peminatnya.

Dibandingkan dengan robusta, biji kopi arabika lebih banyak sekitar 60-70% dari produksi kopi dunia, dan dipercaya sebagai spesies tanaman kopi pertama yang dibudidayakan dalam ulasan sejarah industri kopi.

Tanaman kopi liar arabika ditemukan pertama kali di Ethiopia namun pertama kali dibudidayakan di Yaman.

Biji kopi arabika yang paling populer di dunia adalah biji kopi asal Colombia, Ethiopia, Guatemala dan banyak lagi.

Dari produksi di Indonesia sendiri, ada biji kopi arabika yang banyak diminati oleh luar negara seperti arabika asal Sumatera, arabika Jawa, arabika Flores, arabika Bali dan banyak lagi.

Perbedaan kopi arabika dan robusta

Secara umum ada dua jenis kopi di dunia yaitu kopi arabika dan robusta.

Hal yang paling membedakan pastinya terletak pada tempat dimana dua spesies kopi itu tumbuh, rasa, dan juga perbedaan ekonomisnya. 

Dari segi rasa, kopi Arabica memiliki banyak variasi rasa yang mana beragam. Rasa dari kopi tersebut dapat lembut, manis, tajam, dan juga kuat. Anda dapat mengetahui bahwa sebelum disangrai, aroma dari kopi ini amat mirip dengan tasting notes blueberry.

Akan tetapi, setelah disangrai, kopi tersebut akan memiliki aroma buah-buahan manis. Tentu saja secara umum, kebanyakan penikmat kopi specialty dunia cenderung menyukai aroma kopi arabika  bila dibandingkan dengan robusta.

Sedangkan untuk rasa dari kopi Robusta, ini cenderung memiliki variasi rasa yang netral. Terkadang ini juga memiliki rasa atau aroma seperti gandum. Sebelum disangrai, biji kopi ini memiliki aroma kacang-kacangan.

Kopi arabika tumbuh pada daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl. Suhu yang dimiliki adalah 16-20 °C. Yang perlu diketahui mengenai jenis kopi ini adalah mengenai aspek kepekaan terhadap jenis penyakit karat daun atau lebih dikenal dengan HV atau Hemileia Vastatrix. Ini terutama bila ditanam pada daerah yang memiliki elevasi kurang dari 700 mdpl.

Sedangkan kopi robusta banyak terdapat di Kolumbia, Indonesia, dan juga Filipina. Lalu apa ciri-ciri dari kopi tersebut? Orang biasanya akan menjumpai rasa yang lebih menyerupai cokelat. Bau yang dihasilkan juga manis. Tekstur dari kopi ini cenderung kasar dan memiliki warna yang bervariasi. Mungkin Anda perlu juga mengetahui ciri-ciri dari pohon Robusta.

Ini bahkan tumbuh pada daratan rendah yaitu sekitar 700 m dpl. Jumlah biji kopi yang dihasilkan juga lebih tinggi. Untuk proses berbunga, diperlukan waktu hingga 10 bulan yang nantinya menjadi buah. Jenis kopi ini berbuah pada suhu udara yang lebih hangat. 

Salah satu penghasil kopi arabika adalah para petani asal Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Kabupaten
Bondowoso, Jawa Timur. 

Tahun ini, para petani sudah mulai memanen kopi arabika sejak pertengahan Mei 2023. Kualitas dan produktivitas kopi arabika di wilayah Gunung Ijen ini semakin membaik dibanding dengan panen tahun sebelumnya.

Petani mendapatkan  produktivitas hingga 1.950 kilogram gelondong buah ceri kopi per hektar pada masa 
panen 2023, naik sekitar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Salah satu petani Kopi Arabika di sana, Agus Supraptop produktivitas kopinya meningkat secara signifikan di tahun 2023 yaitu mencapai 1.950 kilogram gelondong ceri kopi per hektar.

“Di tahun ini saya mulai mengaplikasikan pupuk dan kegiatan budidaya sesuai dengan rekomendasi tim Program Makmur Kopi yang dilakukan oleh PMO Kopi Nusantara,” kata dia.

Agus mengakui bahwa sebenarnya produktivitas ini belum optimal. Meskipun telah melakukan pemupukan dan budidaya seperti yang dicontohkan, namun faktor cuaca sangat menentukan tingkat keberhasilan pertanian kopi.

“Pembungaan kemarin itu sangat bagus, namun tiba - tiba diserang hujan. Akhirnya, banyak bunga yang rontok
dan produktivitas tidak terlalu optimal meskipun naik dari tahun sebelumnya,” jelasnya. 

Peningkatan produktivitas petani kopi di kawasan Ijen ini juga diiringi dengan peningkatan harga jual. Di pertengahan Juni, petani bisa mendapatkan harga hingga di atas Rp16.000 per kilogram gelondong ceri kopi.

Ibrahim, ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukorejo Makmur juga mengakui ada peningkatan
produktivitas dan harga.

Ibrahim menilai kenaikan harga buah ceri kopi mampu meningkatkan taraf perekonomian para petani kopi anggotanya. 

Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengatakan progam ini akan diperluas di wilayah lainnya ke Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektar lahan petani rakyat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro