Bisnis.com, JAKARTA - Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang kaya akan budaya dan tradisi. Provinsi ini memiliki pakaian adat yang sangat unik dan memikat perhatian.
Pakaian adat Sumatera Barat menjadi identitas yang kuat bagi masyarakatnya dan memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Pakaian adat Sumatera Barat adalah warisan budaya yang kaya dan memiliki keunikan tersendiri. Pakaian adat ini menjadi simbol identitas dan nilai-nilai tradisional yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sumatera Barat. Setiap pakaian adat memiliki ciri khasnya sendiri dan menceritakan sejarah serta kehidupan suku-suku yang mendiami daerah ini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas ciri khas pakaian adat Sumatera Barat dan contoh pakaian adat Sumatera Barat. Yuk, simak penjelasannya dibawah ini!
Ciri Khas Pakaian Adat Sumatera Barat
Berikut ciri khas dan keunikan pakaian adat Sumatera Barat yang perlu Anda ketahui:
1. Sasampiang
Sasampiang memiliki makna pengetahuan dan keberanian yang diperlukan oleh para pria untuk menjadi pemimpin yang baik. Pakaian adat dari Sumatera Barat ini memiliki warna merah dengan aksesoris yang ditempatkan di bahu. Terdapat juga benang makau kecil yang melambangkan keberanian untuk menunjukkan kebenaran.
2. Baju Batabue
Baju adat ini terlihat mewah dengan hiasan benang emas yang membuatnya berkilauan. Namun, hal ini memiliki makna filosofis yang unik, yaitu melambangkan kekayaan alam yang melimpah di Minangkabau.
Ciri ciri pakaian adat Sumatera Barat ini terdapat berbagai pernak-pernik, corak, dan motif yang berbeda. Namun, hanya boleh digunakan oleh wanita. Terdapat hiasan khas bernama minsie di tepi leher dan lengan yang menunjukkan ketaatan wanita terhadap hukum yang berlaku di sana.
3. Deta
Pria juga memiliki tambahan khusus pada pakaian adat, yaitu deta. Benda ini berfungsi sebagai penutup kepala yang terbuat dari kain hitam dan digunakan dengan cara dililitkan. Deta memiliki bentuk lancip, dan tingkatannya bervariasi sesuai dengan marga atau kasta sosial pemakainya. Ada versi sederhana dari deta yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Baju Adat Koto Gadang
Pakaian ini umumnya dipakai dalam upacara pernikahan karena dianggap sakral. Baju adat ini khusus untuk pengantin yang berasal dari kota Padang. Desainnya hampir mirip dengan pakaian Bundo Kanduang, namun perbedaannya terletak pada warna dan aksesoris yang digunakan.
5. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang
Limpapeh Rumah Nan Gadang adalah pakaian adat yang memiliki makna mendalam. Pakaian adat sumatera barat ini melambangkan kebesaran bagi para istri. Limpapeh secara harfiah berarti "tiang tengah rumah" dalam bahasa Minangkabau.
Analoginya adalah peran penting seorang ibu dalam keluarga, di mana jika "tiang" ini roboh, maka seluruh keluarga akan terpengaruh. Ibu memiliki peran yang penting dalam memperkokoh hubungan keluarga.
Nama Pakaian Adat Sumatera Barat
Berikut nama pakaian adat Sumatera Barat yang perlu Anda ketahui:
1. Pakaian Adat Penghulu
Salah satu pakaian adat Sumatera Barat yang terkenal adalah pakaian penghulu. Penghulu atau yang juga dikenal sebagai ninik mamak, memiliki peran penting dalam masyarakat sebagai pemimpin kaumnya. Oleh karena itu, penghulu memiliki pakaian kebesaran atau pakaian adat sendiri.
Pakaian penghulu terdiri dari aestar, baju hitam longgar, celana hitam longgar, sesamping, kain sandang, keris, dan tongkat. Pakaian adat ini juga disebut sebagai pakaian penghulu, yang meliputi destar sebagai penutup kepala yang disebut saluak batimba.
Destar ini terbuat dari kain batik yang dikenakan dengan berkerut-kerut berjenjang di bagian depan dan datar di bagian atasnya. Hal ini melambangkan tata cara hidup orang Minangkabau yang diwujudkan melalui naik-turun tangga.
2. Pakaian Adat Bundo Kanduang
Bundo kanduang merupakan sosok yang sangat penting dalam suku Minangkabau. Bundo kanduang adalah orang yang bijaksana, perkataannya didengarkan, pergi tempat bertanya, dan pulang tempat memberi tahu.
Selain itu, bundo kanduang juga bertanggung jawab sebagai pemegang harta pusaka kaumnya. Pakaian adat Sumatera Barat bundo kanduang terdiri dari tengkuluk, baju kurung, kain selempang, kain sarung, serta anting-anting dan kalung.
Pakaian adat bundo kanduang terdiri dari baju kurung berwarna merah, hitam, biru, atau lembayung yang dihiasi dengan benang emas. Pada bahu kanan baju ini terdapat selempang kuru kain balapak yang melambangkan tanggung jawab dalam melanjutkan keturunan. Pakaian ini juga dilengkapi dengan kain sarung atau kodek balapak bersulam emas sebagai penutup bagian bawah badan.
3. Pakaian Adat Suku Mentawai di Sumatera Barat
Selain pakaian adat suku Minangkabau, ada juga pakaian adat sumatera barat dari suku Mentawai yang merupakan suku asli Sumatera Barat dan mendiami pulau Mentawai. Masyarakat suku Mentawai tidak terlalu mengenal struktur sosial, pemimpin, atau bawahan.
Pakaian adat suku Mentawai sangat berbeda dengan pakaian adat suku Minangkabau. Pria suku Mentawai menggunakan cawat yang terbuat dari kulit pohon baguk dan sebut karbit, sedangkan wanita suku Mentawai menggunakan sokgumai, yaitu rok yang terbuat dari daun pisang yang diolah dan dililitkan pada pinggang.
Aksesoris lainnya yang digunakan adalah gelang-gelang, bunga, dan daun. Kalung ngaleu yang terbuat dari gelas berwarna juga merupakan aksesori yang menghiasi leher. Gelang manik biasanya dikenakan pada pergelangan tangan, pangkal lengan, dan dihias dengan berbagai bunga dan daun. Suku Mentawai juga menggunakan sorat atau ikat kepala sebagai penutup kepala.