Jajaran sutradara, penulis, dan aktor saat screening serial Sabtu Bersama Bapak di Jakarta, Kamis (22/6/2023)/Prime Video.
Entertainment

Serial Sabtu Bersama Bapak: Nasihat Pola Asuh & Fatherhood

Farid Firdaus
Minggu, 2 Juli 2023 - 11:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Layanan streaming global Prime Video merilis serial original dari Indonesia Sabtu Bersama Bapak (2023) yang berdasarkan novel berjudul sama karya Adhitya Mulya.

Serial anyar yang mulai tayang 29 Juni 2023 ini digarap oleh sutradara Rako Prijanto, dan bukan merupakan sekuel, prekuel ataupun spin-off dari film Sabtu Bersama Bapak (2016) garapan Monty Tiwa. Namun, produksi film dan serial berada di satu rumah produksi yang sama yakni Falcon Pictures.

Lantaran alih wahana dari novel ke bentuk serial, Sabtu Bersama Bapak kali ini memungkinkan cerita yang memperdalam latar belakang para karakter utama terutama sosok bapak, Gunawan (Vino G. Bastian) dan istrinya Itje (Marsha Timothy). Serial ini menawarkan enam episode yang solid. Pendalaman tersebut sebelumnya tidak dieksplorasi oleh versi film.

Sejak adegan pembuka episode pertama, penonton langsung paham bahwa tokoh utamanya meninggal dunia, sementara istri bersama dua anak yang ditinggalkan, Satya dan Saka tengah berduka. Tahun 1996 adalah titik balik keluarga Gunawan yang berasal dari Bandung.

Gunawan atau Wawan meninggal akibat kanker paru-paru di usia 30-an. Wawan merasa sebagai seorang Ayah masih banyak yang perlu dia ajarkan kepada Satya dan Saka. Nasihat-nasihat Wawan akan hadir lewat rekaman video yang dia rekam sendiri pada 1995 sebelum tutup usia. Setiap satu minggu sekali, setiap hari Sabtu, Satya dan Saka akan menonton video-video tersebut.

Setiap enam episode Sabtu Bersama Bapak konsisten berjalan dengan alur maju-mundur, yang berfokus pada tiga periode yakni 1986, 1995, dan 2022. Alur maju-mundur ini terasa mudah dipahami dan mengalir mulus.

Dua episode pertama akan menitikberatkan pengalaman Wawan, yang merupakan titik balik dirinya sebagai laki-laki dewasa. Wawan diceritakan kehilangan ibu, pekerjaan, kekasih, bahkan dikhianati oleh kakaknya sendiri.

Dua episode pertama ini lumayan penting karena akan membangun simpati penonton terhadap tokoh Wawan. Karakter Wawan ditampilkan sebagai seorang penyayang, murah hati, dan pejuang.

“Mungkin Kang Wawan bukan orang sukses, tapi jelas dia pejuang, Itje ingin punya suami kayak gitu. Orang jatuh tiga kali, bangun empat kali,” kata Itje yang perlu mengutarakan alasannya memilih Wawan sebagai pacar, kepada kedua orang tuanya.

Periode 1980-an adalah era di mana representasi maskulinitas digambarkan dengan perilaku pria yang lembut dan tidak agresif terhadap wanita. Seorang pria dewasa merupakan pencari nafkah, dan dituntut mapan serta punya rumah.

Serial Sabtu Bersama Bapak: Nasihat Pola Asuh & Fatherhood
Gunawan (Vino G. Bastian) dan istrinya Itje (Marsha Timothy) di serial Sabtu Bersama Bapak/Prime Video.

Pola Asuh

Seperti novelnya, serial ini mengedepankan representasi maskulinitas-fatherhood, yakni saat laki-laki terjun dalam ranah domestik. Contoh dan perdebatan mengenai isu tersebut akan tampak jelas pada adegan-adegan Satya (Adipati Dolken) dan istrinya Rissa (Enzy Storia) yang diceritakan membangun keluarga dengan tiga orang anak pada periode 2022.

Di era yang lebih modern ketimbang Wawan, Satya dan Rissa memiliki perbedaan dalam cara mendidik anak. Satya menilai hadiah-hadiah kecil untuk anak adalah bentuk motivasi, sementara Rissa justru menilai reward adalah bentuk pamrih. 

Satya mungkin berpikir bahwa petuah-petuah Wawan secara murni dapat diterapkan kepada anak-anaknya sekarang. Tak ada yang salah dengan kalimat-kalimat motivasi seperti “latihan itu bukan sampai bisa, tapi sampai tidak bisa salah lagi.”

Namun, Satya juga lupa bahwa ada seorang ibu yang hadir setiap hari, selama 24 jam berhadapan dengan anak-anaknya. Di sinilah, karakter Rissa menjadi sangat menarik karena dia adalah bentuk pembelaan seorang perempuan yang dituntut punya segalanya: seorang istri yang patuh, ibu dari tiga orang anak, dan perempuan muda yang punya ambisi dan karir.

“Saya itu bukan orang tua yang sembarangan, saya belajar jadi orang tua. Kamu [Satya] itu nggak nikahin perempuan bodoh,” kata Rissa.

Serial Sabtu Bersama Bapak: Nasihat Pola Asuh & Fatherhood
Satya (Adipati Dolken) dan istrinya Rissa (Enzy Storia) di serial Sabtu Bersama Bapak/Prime Video.

Intimasi

Serial Sabtu Bersama Bapak mengedepankan rasa hangat, dekat, dan terikat sebuah keluarga. Tak hanya petuah, sifat-sifat ayah juga digambarkan turun kepada anak-anaknya.

Adegan-adegan Saka (Rey Mbayang) sebagai anak bungsu kerap mengundang tawa. Ada rasa canggung pada diri Wawan yang menular ke Saka. Penonton akan menemukan adegan-adegan romantis sedikit konyol pada saat Wawan dan Itje muda. Dalam cerita, pola adegan seperti itu akan terulang kembali di masa Saka dewasa yang jatuh cinta dengan Ayu (Dinda Hauw).

Sepertinya keputusan sutradara dan penulis naskah untuk mengemas adegan-adegan romantis ini dengan pendekatan verbal ketimbang subtil. Adegan-adegan soal pernyataan cinta, atau pengutaraan bahwa “saya ada untuk kamu” hampir semuanya lewat dialog. Selain itu, adegan perpisahan seperti kematian juga ditegaskan melalui dialog.

Jika tergoda untuk membandingkan serial ini dengan versi film, catatannya mungkin pada pengemasan adegan-adegan romantis. Dalam sebuah adegan di versi film, Monty Tiwa berhasil menegaskan Wawan dan Itje merupakan pasangan yang ada satu sama lain dalam adegan dansa dihiasi tembang bertajuk Lagu Cinta milik Iwan Fals.

Serial Sabtu Bersama Bapak: Nasihat Pola Asuh & Fatherhood
Saka (Rey Mbayang) dan Ayu (Dinda Hauw) di serial Sabtu Bersama Bapak/Prime Video.

Rako Prijanto tentu memiliki pendekatan yang berbeda. Secara pribadi, Rako mengaku belum pernah menonton versi film Sabtu Bersama Bapak. Dia menganalogikan penggarapan serial adalah sebuah marathon, dibandingkan film yang cenderung seperti lari sprint.

Rako sebelumnya dikenal lewat karya-karya seperti Teman Tapi Menikah (2018), Warkop DKI Reborn 3 (2019), Perfect Strangers (2022), dan Bayi Ajaib (2023).

“Grafik emosi serial lebih susah ketimbang film. Ibarat marathon kita tahan dulu stamina kita, nanti mendekati finish baru bisa lari sprint,” kata Rako saat sesi wawancara eksklusif dengan Bisnis di Jakarta, Kamis (22/6/2023).

Adhitya Mulya sebagai penulis novel dan naskah serial ini juga mengaku penggarapan naskah memakan waktu hingga 9 bulan. Dia memastikan serial ini mengisi kekosongan cerita yang tidak sempat digambarkan dalam versi film. 

Hal senada disampaikan Vino G. Sebastian. Menurutnya, apa yang ditampilkan serial ini tidak mengulang adegan-adegan pada versi film. Vino berupaya menyuntikan emosi baru pada karakter Wawan versi serial, berbeda dengan sosok bapak yang diperankan Abimana Aryasatya pada versi film.

“Saya ingin ketika penonton melihat Sabtu Bersama Bapak versi serial, yang mereka lihat Gunawan itu Vino, bukan Gunawan yang lain. Karakter memang sama, tapi pendekatan yang berbeda. Tetapi saya juga tidak bisa ujug-ujug sendiri, saya mesti diskusi dengan Mas Rako, dengan Mas Adhit,” jelas Vino.

Adapun tidak sekali dua kali, Vino dan Marsha yang di dunia nyata adalah suami-istri ini, beradu akting dalam sebuah proyek. Judul-judul film seperti Toba Dreams (2015), Miracle in Cell No.7 (2022) dan Qodrat (2022) menggunakan kedua aktor ini sebagai pemeran utama. Alhasil, chemistry antara Vino dan Marsha sudah teruji dan meyakinkan.

Marsha mengakui bahwa membangun chemistry dengan lawan main meskipun suaminya sendiri adalah pendekatan yang susah-susah gampang. Sebab, setiap karakter yang dia perankan, baginya adalah karakter baru dengan latar cerita yang berbeda pula.

Secara teknis, serial Sabtu Bersama Bapak menuntut para aktor melakukan adegan berbeda era dalam satu hari syuting. Karakter Itje atau dalam hal ini Marsha bisa dibilang menjadi satu-satunya yang merasakan transformasi penuh era 1986, 1995 hingga 2022.

Perjalanan karakter sosok Itje juga sebuah studi karakter tersendiri, di mana dia berkembang dari gadis manis menjadi wanita yang menepati janji membesarkan dua anak laki-lakinya sampai menjadi mapan. Pada akhirnya, dari sepasang orang tua, hanya satu yang dapat berdiri lagi. Karakter dengan emosi matang seperti ini kemungkinan hanya bisa dimainkan oleh aktris sekelas Marsha.

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro