Bisnis.com, JAKARTA – Belakangan tengah ramai pembahasan soal harta karun batuan fosfat sebesar 70 miliar ton di Norwegia.
Batuan fosfat alam merupakan batuan yang kaya unsur fosfat yang umumnya berasal dari lingkungan pengendapan laut.
Batuan Fosfat Alam (BFA) adalah pupuk pengganti pupuk P konvensional yang telah banyak digunakan untuk tanaman tahunan karena relatif stabil dan sukar larut dalam air.
Selain dalam batuan, ternyata ada juga istilah fosfat dalam tubuh manusia.
Fosfat yang satu ini, merupakan zat kimia di dalam tubuh yang tersusun atas mineral fosfor, yang berasal dari makanan dan oksigen.
Fosfor adalah mineral esensial yang berperan dalam banyak fungsi tubuh, termasuk struktur tulang dan gigi, otot, dan konduksi saraf.
Fosfor juga berfungsi untuk menyaring limbah dari tubuh, sintesis DNA dan RNA, serta menyeimbangkan penggunaan vitamin tertentu.
Melansir Verywell Health, Minggu (09/07/23), makanan yang mengandung fosfor antar lain:
- Telur
- Susu
- Keju
- Ayam
- Biji bunga matahari
- Biji labu
- Ikan sarden
Sekitar 85% fosfat pada tubuh manusia dapat ditemukan di dalam tulang, sedangkan sisanya tersebar dalam sel dan jaringan tubuh.
Manfaat Fosfat untuk Kesehatan
1. Mengatasi Kalsium Tinggi dalam Darah
Garam fosfat tertentu dapat membantu mengobati kadar kalsium yang tinggi. Selain itu, kalium fosfat dapat membantu mencegah terbentuknya batu ginjal kalsium pada pasien dengan kadar kalsium yang tinggi dalam air seni.
2. Meningkatkan Performa Atletik dan Penurunan Berat Badan
Garam fosfat, khususnya natrium fosfat, telah diuji sebagai bantuan ergogenik. Ini berarti bahwa mereka dapat meningkatkan kinerja atletik. Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan bahwa pemberian suplemen natrium fosfat dapat meningkatkan performa pengendara sepeda.
Suplementasi natrium fosfat meningkatkan upaya bersepeda sprint dan time-trial yang berulang-ulang, baik satu maupun empat hari setelah pembebanan pada pesepeda yang sudah terlatih. Penelitian lain menunjukkan bahwa sodium fosfat dapat meningkatkan performa pada atlet. Namun, perlu diingat bahwa sebagian besar penelitian dilakukan pada orang yang sudah sangat bugar secara atletis dan penelitian yang dilakukan sangat kecil.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan di bidang ini untuk menentukan efek dosis serta efek jangka panjang dari suplementasi fosfat.
3. Mengobati Osteoporosis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen kalium yang juga mengandung kalsium (seperti trikalsium fosfat atau dikalsium fosfat) dapat membantu mempertahankan tulang yang kuat dan mengurangi risiko osteoporosis.
Sebuah tinjauan literatur National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa asupan fosfor yang tinggi dalam makanan berhubungan dengan asupan kalsium yang tinggi serta peningkatan kesehatan tulang pada beberapa kelompok usia/gender.
4. Mengobati Refeeding Syndrome
Refeeding syndrome atau sindrom refeeding adalah kondisi yang dapat terjadi akibat pemberian terapi nutrisi yang tidak tepat kepada pasien dengan malnutrisi kronis, termasuk kwashiorkor dan marasmus. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa pemberian natrium dan kalium fosfat dapat membantu sindrom refeeding pada orang-orang yang kekurangan gizi.
Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Efek samping dari asupan fosfor jarang terjadi karena ginjal yang sehat membantu membuang fosfat ekstra dari tubuh untuk menjaga kadar darah tetap seimbang. Namun demikian, beberapa jenis kondisi medis tertentu dapat membuat tubuh tidak efisien dalam membuang fosfor ekstra dari darah, yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut hiperfosfatemia.
Hiperfosfatemia biasanya disertai dengan rendahnya kadar kalsium yang dapat menyebabkan kram otot, kejang otot, dan mati rasa atau kesemutan pada bagian perioral (di dekat mulut). Gejala lainnya termasuk nyeri tulang dan sendi, pruritus (gatal), dan ruam. Kadang-kadang orang dengan kadar fosfor yang tinggi mengalami rasa lelah, sesak napas, mual, muntah, gangguan tidur, dan dalam beberapa kasus, anoreksia.
Beberapa penyebab kadar fosfor yang tinggi antara lain:
- Penyakit ginjal kronis atau akut
- Kadar hormon paratiroid yang rendah (hipoparatiroidisme)
- Kerusakan sel
- Kadar vitamin D yang tinggi
- Ketoasidosis diabetik (suatu kondisi di mana kadar asam yang disebut keton muncul dalam darah)
- Cedera (termasuk cedera yang menyebabkan kerusakan otot)
- Infeksi serius di seluruh tubuh