Bisnis.com, JAKARTA – Obesitas adalah suatu kondisi dimana sel-sel lemak menumpuk secara berlebihan dalam tubuh dan memiliki resiko menimbulkan berbagai macam komplikasi.
Keberadaan obesitas bukanlah masalah baru, melainkan sudah lama muncul ke permukaan terutama sejak modernisasi timbul dengan kemajuan teknologi yang mempermudah kehidupan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh kementerian kesehatan, penyakit yang selalu mengalami peningkatan kasus adalah diabetes, overweight, obesitas, obesitas sentral, dan hipertensi.
Data tahun 2015 menunjukkan bahwa 603,7 juta orang dewasa di seluruh dunia menderita obesitas. angka kematian akibat obesitas dari tahun 1990 sampai 2015 telah meningkat mencapai 28.3%.
Di Indonesia, prevalensi obesitas ada di 10,3% (2007) dan 21,8% (2018). Pada tahun 2030, diperkirakan orang yang tergolong obesitas di dunia bisa mencapai 1,12 miliar.
Obesitas berdasarkan bentuk tubuh
Obesitas berdasarkan bentuk tubuh dibedakan menjadi 2, yaitu Apple Shaped Obesity yang biasa diderita oleh laki-laki dan Pear Shaped Obesity yang biasa diderita oleh perempuan.
Perbedaan yang mendasar terlihat dari letak penumpukan lemak. Apple Shaped Obesity penumpukannya kebanyakan di rongga perut dan Pear Shaped Obesity dimana penumpukan kebanyakan di daerah panggul.
Kondisi ini akan menyebabkan suatu faktor risiko lain, karena sel-sel lemak yang menumpuk ini menghasilkan hormon-hormon atau mediator yang dapat menyebabkan munculnya atau timbulnya perjalanan ke arah komplikasi, seperti stoke, hipertensi, atau penyakit jantung lainnya yang bisa menyebabkan kematian.
Gejala dan penyebab obesitas
Gejala obesitas antara lain:
- Sesak nafas saat aktivitas ringan
- Selalu merasa ngantuk
- Kelainan kulit
- Nyeri punggung bawah
- Pengapuran dini sendi lutut. Semakin berat badan, kerusakan akan semakin parah.
Prinsip penyebab obesitas sebenarnya sangat sederhana. Obesitas terjadi karena adanya pemasukan dan pengeluaran yang tidak seimbang dalam tubuh.
Ketika seseorang mulai mengalami kenaikan karena pemasukan dan pengeluaran karbohidrat atau makanan yang tidak seimbang, sel-sel lemak yang menumpuk kemudian akan berubah menjadi racun. Racun dalam tubuh ini kemudian akan menjadi peradangan yang meluas sehingga insulin tidak maksimal dan menimbulkan risiko penyakit seperti kolesterol dan diabetes.
Penyakit terkait obesitas
Komplikasi pada penderita obesitas umumnya terjadi karena kerusakan dinding pembuluh darah yang menjadikan penyumbatan pembuluh darah. Kondisi ini kemudian bisa mengakibatkan serangan jantung, kolesterol, darah tinggi, diabetes, pemicu pikun, kanker, sindrom ovarium polikistik, penyakit hati.
Cara mencegah obesitas
Untuk mencegah obesitas, ada beberapa komponen makanan yang sebaiknya dihindari atau dikurangi, seperti makanan yang memiliki kalori tinggi, mengandung gula, mengandung tepung, gorengan, softdrink, dan makanan atau minuman cepat saji.
Sebaliknya, perbanyak makanan sehat yang sebaiknya dikonsumsi, seperti buah dan sayur-sayuran.
Selain itu, lakukan aktivitas jasmani seperti berjalan, jogging, sit up, push up, stretching, aerobic dance, bersepeda. Aktivitas jasmani ini disarankan dilakukan sebanyak 3-5 kali perminggu selama 30-45 menit dan jeda antar latihan tidak boleh lebih dari 2 hari bertutur-turut. Namun, pada keadaan khusus, disesuaikan dengan kondisi penyandang.
