Bisnis.com, JAKARTA – Spinocerebellar Ataxia atau yang lebih dikenal dengan penyakit ataksia adalah penyakit yang menyerang otak kecil dan tulang belakang sehingga menyebabkan gangguan pada saraf motorik.
Orang yang terkena penyakit serius ini akan kehilangan kendali terhadap saraf-saraf motoriknya secara bertahap dan makin lama kondisi fisiknya akan semakin parah.
Awalnya mungkin penderita penyakit ini hanya merasa gontai saat berjalan. Lalu ia akan sering terjatuh, tidak bisa menggapai barang dalam jarak dekat, ingin bicara tapi tidak bisa bicara dan ingin bergerak tapi tidak bisa bergerak.
Jenis-jenis Ataksia
Ada tiga jenis utama ataksia, yang terjadi dengan cara yang berbeda.
1. Cerebellar
Jenis ataksia ini terjadi karena adanya masalah pada otak kecil, yaitu bagian dari otak yang mengatur bagaimana bagian-bagian otak yang berbeda bekerja bersama.
2. Sensorik
Tubuh manusia memiliki indera "pemosisian diri" bawaan, yang memungkinkan otak melacak di mana setiap bagian tubuh berada. Contohnya adalah bagaimana Anda tahu di mana posisi tangan dan kaki Anda, bahkan jika Anda tidak dapat melihatnya (misalnya dengan mata tertutup atau di ruangan gelap). Ataksia sensorik mengganggu indera pemosisian diri Anda.
3. Vestibular
Jenis ini melibatkan masalah pada telinga bagian dalam, yang merupakan bagian dari indera keseimbangan. Dengan terganggunya indra keseimbangan, Anda akan sulit mengoordinasikan gerakan Anda.
Apa gejala ataksia yang paling umum?
Karena terdapat berbagai jenis ataksia, maka terdapat pula berbagai kemungkinan gejalanya. Namun, ada beberapa gejala umum yang biasanya ditunjukkan dengan gangguan saraf, yaitu:
- Koordinasi gerak yang buruk
- Perubahan dalam cara bicara
- Sulit untuk mengendalikan motoric halus seperti makan, menulis atau mengancingkan baju
- Langkah kaki yang tidak stabil atau seakan mau jatuh
- Sulit menelan
- Nystagmus atau pergerakan bola mata yang tidak disengaja.
- Gangguan dalam berpikir atau emosi
Penyebab ataksia
Ataksia terjadi karena adanya kerusakan atau degenerasi pada otak kecil (cerebellum) atau ataksia serebelum yang memiliki fungsi utama sebagai pengontrol keseimbangan, koordinasi otot, dan gerak tubuh. Beberapa penyebabnya sebagai berikut:
- Kekurangan vitamin B1, B12, atau E.
- Infeksi bakteri yang terjadi pada otak, misalnya meningitis.
- Kecanduan alkohol atau penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA).
- Hidrosefalus.
- Kurangnya hormon tiroid dalam darah.
- Kondisi yang menganggu asupan darah ke otak (stroke).
- Cedera kepala berat pasca jatuh atau kecelakaan
- Tumor otak
- Penyakit autoimun, seperti Multiple sclerosis, sarcoidosis, atau penyekit celiac
Selain itu, ataksia juga dapat disebabkan karena genetik dimana terdapat kesalahan pada gen tertentu yang membuat fungsi sel saraf di otak atau tulang belakang menjadi terhambat, sehingga menyebabkan kerusakan sel saraf.