Bisnis.com, JAKARTA - Virus West Nile merebak di Amerika, dan dikabarkan telah menyebar di delapan wilayah di negara bagian AS.
Kepala penyakit infeksi saraf dan neurologi di UCHealth Dr. Daniel Pastula mengatakan 20% dari mereka yang terinfeksi virus mungkin mengalami gejala mirip flu yang serius selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Dalam beberapa kasus yang parah, orang mungkin mengalami kerusakan otak atau bahkan meninggal.
Sejauh ini pada tahun 2023, ada 12 kasus dan satu kematian di Weld County, kata Pastula dia hanya memperkirakan jumlahnya akan naik.
West Nile adalah penyakit yang disebabkan oleh west nile virus (WNV) dengan gejala : demam disertai sakit kepala, pegal-pegal, nyeri otot, mual dan muntah, diare atau ruam.
Kasus WNV pertama kali terjadi di Uganda, menyebar ke Israel, Amerika, Tunisia, Mesir, Amerika latin, Australia dan Eropa serta Asia Barat.
Sebagian besar orang yang terinfeksi WNV (70%-80%) tidak memperlihatkan gejala. Kurang dari 1% orang terinfeksi WNV dapat memperlihatkan gejala neurologis seperti ensefalitis atau meningitis. 10% kasus terinfeksi WNV disertai gejala neurologi dapat menyebabkan kematian.
Dilansir dari WHO, West Nile Virus (WNV) dapat menyebabkan penyakit saraf dan kematian pada manusia. WNV umumnya ditemukan di Afrika, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, dan Asia Barat.
WNV dipertahankan di alam dalam siklus yang melibatkan penularan antara burung dan nyamuk. Manusia, kuda, dan mamalia lainnya dapat terinfeksi.
West Nile Virus (WNV) adalah anggota dari genus flavivirus dan termasuk kompleks antigenik ensefalitis Jepang dari keluarga Flaviviridae.
Infeksi pada manusia paling sering disebabkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi. Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka memakan unggas yang terinfeksi, yang mengedarkan virus dalam darahnya selama beberapa hari. Virus akhirnya masuk ke kelenjar ludah nyamuk. Selama makan darah selanjutnya (ketika nyamuk menggigit), virus dapat disuntikkan ke manusia dan hewan, di mana ia dapat berkembang biak dan mungkin menyebabkan penyakit.
Virus juga dapat ditularkan melalui kontak dengan hewan lain yang terinfeksi, darahnya, atau jaringan lain.
Sebagian kecil infeksi pada manusia terjadi melalui transplantasi organ, transfusi darah, dan ASI. Ada satu kasus penularan WNV transplasental (ibu ke anak) yang dilaporkan.
Sampai saat ini, tidak ada penularan WNV dari manusia ke manusia melalui kontak biasa yang telah didokumentasikan, dan tidak ada penularan WNV ke petugas kesehatan yang dilaporkan ketika tindakan pencegahan pengendalian infeksi standar telah diberlakukan.
Penularan WNV ke pekerja laboratorium telah dilaporkan.
Tanda dan gejala
Infeksi WNV tidak menunjukkan gejala (tanpa gejala) pada sekitar 80% orang yang terinfeksi, atau dapat menyebabkan demam West Nile atau penyakit West Nile yang parah.
Sekitar 20% orang yang terinfeksi WNV akan mengalami demam West Nile. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri tubuh, mual, muntah, kadang disertai ruam kulit (pada batang tubuh) dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala penyakit parah (juga disebut penyakit neuroinvasif, seperti ensefalitis West Nile atau meningitis atau poliomielitis West Nile) termasuk sakit kepala, demam tinggi, leher kaku, pingsan, disorientasi, koma, tremor, kejang, kelemahan otot, dan kelumpuhan.
Diperkirakan sekitar 1 dari 150 orang yang terinfeksi virus West Nile akan mengembangkan bentuk penyakit yang lebih parah.
Penyakit serius dapat terjadi pada orang dari segala usia, namun orang yang berusia di atas 50 tahun dan beberapa orang dengan gangguan kekebalan (misalnya, pasien transplantasi) berada pada risiko tertinggi untuk sakit parah saat terinfeksi WNV.
Masa inkubasi biasanya 3 sampai 14 hari.
Cara pencegahan
Munculnya virus ini patut menjadi kewaspadaan tersendiri bagi masyarakat luas. Masyarakat harus selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) termasuk menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, masyarakat dianjurkan untuk menghilangkan genangan air di sekitar rumah dan pastikan selokan mengalir lancar; mengganti air di bak mandi dan penampungan air, termasuk penampungan air minum hewan/burung; menggunakan celana panjang dan baju lengan panjang jika keluar rumah di waktu senja dan fajar, atau gunakan repellant anti nyamuk; serta menggunakan obat anti nyamuk semprot jika diperlukan.
Perawatan bersifat suportif untuk pasien dengan virus West Nile neuro-invasif, sering melibatkan rawat inap, cairan intravena, dukungan pernapasan, dan pencegahan infeksi sekunder. Tidak ada vaksin yang tersedia untuk manusia.