Bisnis.com, JAKARTA - Perayaan Hari Kemerdekaan di Istana Negara selalu dinanti-nanti karena selalu ada momentum seru dalam pelaksanaannya.
Seperti yang dilakukan pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 kemarin, Kamis (17/8/2023), di mana Presiden menggelar Lomba Busana Terbaik saat perayaan tersebut.
Tak disangka, salah satu yang menjadi pemenang dalam lomba tersebut adalah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Keduanya tampil maksimal menggunakan baju adat Minahasa.
Karena menang dalam lomba tersebut, pasangan anak bungsu Joko Widodo ini turut mendapatkan hadiah sepeda dari Pak Presiden.
Merayakan kemenangannya, Kaesang tak lupa mengunggah foto dan ucapan terima kasih di media sosialnya. Lucunya, dia akan memberikan sepeda dari "Bapak Presiden" kepada bapaknya untuk berolahraga.
"Saya mau mengucapkan terima kasih untuk istri saya yang sudah mempersiapkan semua ini berbulan-bulan sebelom acara. Ini impian saya sejak 9 tahun yang lalu, setelah sekian lama menantikan. Saya sangat terharu saya bisa mendapatkan sepeda dari Bapak Presiden. Saya berencana memberikan sepeda ini untuk bapak saya supaya beliau bisa berolahraga," ujarnya dalam foto yang diunggah Jumat (18/8/2023).
Melihat postingan tersebut, Gubernur Ridwan Kamil ikut menanggapi, meminta agar nanti "Bapaknya" memberikan testimoni.
"Beruntung sekali bapaknya dapet sepeda dari presiden. Tolong testimoninya nanti di posting," katanya.
Dalam postingan sebelumnya, istri Kaesang, Erina Gudono menjelaskan keduanya menggunakan busana Kawasaran Minahasa.
Baca Juga Ketika Erina Gudono Buat Guyonan Pinggir Jurang soal Kaesang: Dia Jadi Boneka Politik Ya... |
---|
Kawasaran adalah tradisi leluhur Suku Minahasa Sulawesi Utara dan digunakan dalam tarian Ksatria Minahasa yang disebut "Waraney".
"Kawasaran "kawak"yang berarti "melindungi" dan "asaran" yang berarti "sama atau berlaku seperti" artinya, Kawasaran menjadi sama seperti leluhur di masa lalu, menjadi pelindung tanah, pelindung negeri, pelindung kehidupan," jelasnya.
Erina juga menjelaskan bagian dari bajunya menggunakan bahan dasar kayu alam yang diikat dengan kain tenun pampele dan dipadu-padankan dengan kain tenun kaiwu patola. Adapun, dia menegaskan tata busana dan aksesoris tidak menggunakan materi hewan asli.
"Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami kepada para Waraney (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah. Kami nyalakan jiwa muda ksatria Waraney untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa," ujarnya.