Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah penelitian yang berbasis di Inggris melakukan penelitian tentang Myalgic Encephalomyelitis (ME) yang juga dikenal sebagai Sindrom Kelelahan Kronis.
Myalgic Encephalomyelitis adalah kondisi kompleks yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Hal ini dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup seseorang, membuat mereka tidak dapat melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
Baca Juga Tanda-Tanda Kalau Anda Sudah Kelelahan |
---|
Kondisi ini ditandai dengan kelelahan yang mendalam dan terus-menerus yang tidak dapat diatasi dengan istirahat dan seringkali diperburuk oleh aktivitas fisik atau mental.
Gejalanya meliputi kelelahan ekstrem, gangguan kognitif, gejala lain yang melemahkan, gangguan tidur, nyeri, dan gejala mirip flu.
Salah satu kesimpulan inovatifnya adalah pengungkapan yang mengejutkan bahwa perempuan cenderung lebih menderita akibat ME dibandingkan laki-laki.
Hal ini menunjukkan sifat penyakit yang spesifik gender, karena temuan penelitian menunjukkan bahwa perempuan mengalami periode kelelahan yang berkepanjangan, disfungsi kognitif, dan keterbatasan fisik.
Meskipun alasan pasti mengenai dampak spesifik gender ini masih belum jelas, para peneliti yakin ada beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perbedaan ini.
Perbedaan hormonal, kecenderungan genetik, dan variasi respon imun merupakan salah satu faktornya.
Studi yang disebut DecodeME telah merekrut lebih dari 17.000 peserta. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam cara penyakit ini menyerang pria dan wanita.
Penelitian yang dilakukan pada beragam populasi dan berlangsung selama beberapa tahun ini menganalisis data dari ribuan pasien ME.
Implikasi untuk Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosisnya cukup menantang, karena tidak ada tes pasti untuk kondisi ini. Pendekatan pengobatan berfokus pada pengelolaan gejala dan peningkatan kesejahteraan pasien secara keseluruhan. Ini mungkin melibatkan kombinasi obat-obatan untuk mengatasi gejala tertentu, serta perubahan gaya hidup, strategi kecepatan, dan terapi perilaku kognitif.
Mengenali sifat penyakit yang spesifik gender dapat menghasilkan diagnosis yang lebih akurat dan memungkinkan profesional kesehatan mengembangkan intervensi yang ditargetkan untuk pria dan wanita.
Rencana pengobatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dapat mengatasi perbedaan fisiologis yang berbeda, sehingga berpotensi memberikan hasil yang lebih baik dan kualitas hidup yang lebih baik bagi mereka yang hidup dengan ME.
Hasil penelitian ini menyoroti pentingnya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesenjangan kesehatan spesifik gender di berbagai kondisi medis lainnya. Dengan memahami bagaimana penyakit mempengaruhi pria dan wanita secara berbeda, para profesional medis dapat berupaya mencapainya