Lagu You'll Never Walk Alone
Entertainment

Sejarah Lagu You'll Never Walk Alone 'Anthem' Klub Liverpool yang Dipersembahkan SBY untuk Prabowo

Mia Chitra Dinisari
Jumat, 22 September 2023 - 10:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Selain menyanyikan lagu populer milik Tip-ex berjudul "Kamu gak Sendirian" saat Demokrat menyatakan deklarasi untuk mendukung Prabowo, SBY juga menyebutkan lagu You'll  Never Walk Alone untuk Prabowo.

SBY mengatakan lagu itu sesuai dengan kondisi Prabowo saat ini yang akan mencalonkan diri sebagai Capres 2024.

Menurutnya, Prabowo tidak akan sendirian untuk mencapai titik sebagai Presiden RI ke-8.

SBY bercerita tentang sejarah diciptakan lagu yang katanya cocok untuk pencalonan Prabowo tersebut.

Dia mengatakan tahun 1945 ada dua orang Amerika yang pertama bernama Oscar Hammerstein, kedua adalah Richard Roger. 

Yang pertama membuat sebuah lirik lagu, yang kedua membuat nada lagu. Dia menceritakan lagu itu terkenal dengan judul You Will Never Walk Alone. Pada tahun 1965 lagu itu diadopsi menjadi theme song klub sepak bola Inggris, Liverpool. 

"Saya suka liriknya pak Prabowo, You Never Walk Alone.Kamu tidak akan sendiri. Saya menyanyi sambil berdoa kepada Allah agar yang saya sampaikan dari lagu ini ada di diri Pak Prabowo," paparnya.

Dia berpesan agar Prabowo seperti makna dalam lagu tersebut. Jangan gamang, jangan takut dan berjalan. Mungkin ada badai topan, cuaca buruk, jangan takut ada kegelapan karena di balik itu ada keemasan.

Melangkahlah ke depan bawalah harapan di hati karena You'll never walk alone.

Sejarah lagu You'll Never Walk Alone

Lagu ini ditulis oleh Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II untuk musikal Carousel tahun 1945 mereka.

Lagu ini dinyanyikan dua kali selama pertunjukan, kedua kalinya dalam adegan klimaks kelulusan, ketika Louise menyadari bahwa dia tidak harus hidup sebagai orang buangan.

Lagu tersebut segera mendapat penghargaan Irving Berlin. Ini pertama kali direkam pada tahun 1945 oleh para pemeran Broadway, tetapi segera di-cover oleh Frank Sinatra, yang merilisnya sebagai single.

Versi film dari musikal pada tahun 1956 membawa lagu tersebut ke khalayak yang lebih luas. Lagu itu juga direkam oleh berbagai artis seperti rock'n'roller Gene Vincent dan Doris Day

Namun, pada tahun 1963, band Liverpudlian, Gerry and The Pacemakers, merekam versi yang menarik imajinasi masyarakat Liverpool.

Pentolan band tersebut, Gerry Marsden, yang meninggal pada Minggu, 3 Januari di usia 78 tahun, mengatakan kepada situs web Liverpool FC bagaimana You'll Never Walk Alone diadopsi oleh para penggemar klub selama empat minggu berada di puncak tangga lagu pada tahun 1963.

"Saya ingat berada di Anfield, dan sebelum setiap kick-off mereka biasa memainkan 10 pemain teratas dari nomor 10 hingga nomor satu, jadi You'll Never Walk Alone dimainkan sebelum pertandingan. Saya hadir di pertandingan tersebut dan para penggemar memulai menyanyikannya," kenang Marsden.

“Saat keluar dari 10 besar, mereka mengeluarkan lagu itu dari playlist dan kemudian untuk pertandingan berikutnya Kop berteriak 'Di mana lagu kami?' Jadi mereka harus memasangnya kembali.

"Sekarang, setiap kali aku menonton pertandingan, aku masih merinding ketika lagunya diputar dan aku bernyanyi sekeras-kerasnya."

Lagu ini memiliki makna yang lebih dalam setelah bencana Hillsborough tahun 1989, yang menyebabkan 96 penggemar terbunuh dan ratusan lainnya terluka setelah manusia tertabrak di stadion Sheffield.

Setelah bencana tersebut, 13.000 orang berkumpul di Katedral Katolik Roma di Liverpool, di mana You'll Never Walk Alone dinyanyikan oleh seorang anggota paduan suara.

Pada tahun-tahun berikutnya, lagu tersebut menjadi sumber ketahanan baik bagi para pemain maupun penggemar Liverpool.

Pada Final Liga Champions UEFA 2005 di Istanbul, Liverpool kalah 3-0 melawan AC Milan, sebelum penonton menyanyikan lagu kebangsaan mereka yang memekakkan telinga. Tim ini bersemangat untuk mengejar keunggulan AC Milan, yang akhirnya memenangkan pertandingan dan dinobatkan sebagai juara Eropa.

Menyusul kekalahan timnya, pelatih AC Milan saat itu, Carlo Ancelotti, mengakui bahwa Liverpool memiliki fans yang lebih baik pada hari itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro