Bisnis.com, JAKARTA -- Oktober merupakan bulan peringatan kesadaran kanker payudara di seluruh dunia, karena penyakit ini masih menjadi salah satu kanker paling umum yang terjadi di seluruh dunia dan menyerang jutaan wanita.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (US CDC), kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel payudara. Hal ini terjadi ketika sel-sel abnormal di payudara mulai tumbuh tak terkendali, membentuk benjolan atau massa jaringan yang disebut tumor.
Mayoritas kanker payudara didiagnosis pada wanita berusia di atas 50 tahun. Sel kanker ini dapat menyerang jaringan di sekitarnya dan, dalam beberapa kasus, menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah atau sistem limfatik.
Kanker payudara dapat menyerang wanita dan pria, namun lebih sering terjadi pada wanita. Ada pula beberapa jenis kanker payudara, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan sel atau jaringan spesifik di payudara tempat kanker bermula.
Berdasarkan data persentase kasus kanker terhadap penduduk Indonesia dari Balitbangkes 2019, kanker payudara di Indonesia memiliki prevalesi 19,18 persen.
Adapun, pada 2020 kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker. Jumlah kematiannya pun mencapai 22.000 jiwa.
Saat kita memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara tahun ini 2023, penting untuk mengatasi beragam kesalahpahaman dari mitos yang beredar seputar penyakit ini.
Simak 7 mitos paling tentang kanker payudara:
Mitos 1: Jika tidak memiliki keturunan kanker, maka tidak berisiko
Nyatanya, kebanyakan orang yang didiagnosis menderita kanker payudara tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Meskipun ada, kasus bersifat keturunan hanya menyumbang 5-10 persen dari total pasien.
Sebagian besar kanker payudara disebabkan oleh faktor-faktor seperti lingkungan dan gaya hidup. Faktor risiko utama adalah jenis kelamin dan penuaan. Sel-sel payudara yang sehat dapat mengalami mutasi seiring berjalannya waktu, yang menyebabkan kanker.
Namun, jika memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, segera lakukan skrining dan konsultasikan dengan dokter.
Mitos 2: Cedera payudara adalah penyebab kanker payudara
Cedera payudara, seperti akibat kecelakaan atau pukulan, tidak menyebabkan kanker. Hal ini dapat menyebabkan nyeri, memar, atau perdarahan, yang mengakibatkan kondisi seperti hematoma atau nekrosis lemak.
Kadang, diagnosis kanker payudara mungkin terjadi setelah suatu cedera, namun cedera itu sendiri tidak menyebabkan kanker. Penting untuk memberi tahu dokter jika pernah mengalami cedera pada payudara sebelumnya atau ketika ada perubahan yang tidak biasa pada payudara.
Mitos 3: Bra berkawat dapat menyebabkan kanker payudara
Bra, termasuk yang berkawat, tidak menyebabkan kanker. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos bahwa bra berkawat membatasi aliran cairan getah bening.
Menemukan bra yang pas dan sesuai dengan kenyamanan masing-masing sangatlah penting, terlepas dari apakah bra tersebut memiliki kawat di dalamnya.
Mitos 4: Membawa handphone di dekat dada bisa menyebabkan kanker payudara
Meskipun tidak nyaman, nyatanya banyak yang membawa handphone dekat dengan dada, seperti misalnya ditaruh di saku baju. Namun, perilaku ini tidak menyebabkan kanker payudara.
Dari penelitian yang pernah dilakukan, tidak menemukan hubungan antara penggunaan telepon dan kanker. Namun, untuk mencegah potensi masalah kulit, sebaiknya bawa ponsel di dalam tas atau dompet.
Mitos 5: Kanker payudara hanya menyerang wanita dan bukan pria
Bertentangan dengan anggapan ini, kaum pria juga mempunyai kemungkinan terkena kanker payudara meskipun persentasenya sangat kecil.
Pria juga harus melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan segera melaporkan perubahan apa pun kepada dokter. Kesadaran di kalangan laki-laki lebih rendah, hal ini menyebabkan tertundanya pengobatan dan angka kematian yang lebih tinggi.
Mitos 6: X-ray dapat menyebabkan kanker payudara atau menyebarkannya
Mammogram, atau rontgen payudara, sangat penting untuk deteksi dini kanker payudara. Kompresi payudara selama mammogram tidak menyebabkan atau menyebarkan kanker.
Kompresi yang lebih ketat menghasilkan gambar yang lebih jelas. Sementara itu, paparan radiasi pada mammogram sangat rendah dan menimbulkan risiko minimal. Ikuti rekomendasi dokter untuk pemeriksaan mamografi, yang biasanya dilakukan pada kisaran usia 40 tahun.
Mitos 7: Antiperspiran dan deodoran menyebabkan kanker payudara
Menurut para peneliti di American Cancer Society, tidak ada kesimpulan dalam penelitian yang membuktikan hubungan antara penggunaan antiperspiran atau deodoran di ketiak dengan perkembangan kanker pada payudara.