Ilustrasi stroke iskemik/strokecenter.org
Health

Gejala Stroke yang Mesti Diwaspadai, Bisa Muncul Beberapa Hari Sebelum Serangan

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 15 Oktober 2023 - 09:23
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Stroke sering kali tampaknya terjadi tanpa peringatan. Namun, dalam beberapa situasi, mungkin ada tanda-tanda peringatan sebelum stroke terjadi, seperti sakit kepala parah dan serangan iskemik transien (TIA).

Stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak Anda terhambat atau terganggu. Hal ini mencegah sel-sel otak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Stroke merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Mengenali gejala stroke dapat membantu Anda mendapatkan pertolongan secepat mungkin.

Meskipun gejala stroke tampaknya terjadi secara tiba-tiba, dalam beberapa situasi mungkin ada tanda-tanda peringatan yang tidak boleh diabaikan.

Bisakah ada tanda-tanda peringatan beberapa hari sebelum stroke terjadi?

Stroke tidak selalu dapat diprediksi, namun beberapa orang mungkin memiliki tanda peringatan yang memerlukan perhatian.

1. Sakit kepala yang parah atau tidak biasa

Dilansir dari Healthline, meskipun hal ini tidak terjadi pada semua stroke, dalam beberapa situasi, jenis sakit kepala tertentu mungkin merupakan indikator awal terjadinya stroke.

Menurut penelitian tahun 2020 terhadap 550 orang dewasa, sakit kepala sentinel ditemukan mendahului stroke iskemik pada 15% peserta penelitian. Sakit kepala sentinel didefinisikan sebagai sakit kepala yang terjadi sebelum suatu kejadian, dalam hal ini didefinisikan sebagai 1 minggu sebelum stroke.

Penulis penelitian mencatat bahwa sakit kepala ini bersifat parah atau berbeda dari sakit kepala sebelumnya.

Selain itu, sakit kepala ini dimulai dalam waktu 7 hari setelah stroke dan sering kali berlangsung hingga gejala stroke muncul. Ditemukan juga bahwa peserta yang mengalami sakit kepala sentinel sebelum stroke lebih mungkin mengalami fibrilasi atrium – sejenis aritmia – dibandingkan peserta dalam kelompok kontrol yang tidak mengalami stroke.

Sakit kepala sentinel juga dianggap sebagai tanda akan terjadinya pecahnya aneurisma. Sakit kepala parah yang tidak biasa atau parah harus ditanggapi dengan serius, karena ini bisa menjadi pertanda kejadian kesehatan yang lebih serius.

2. Serangan iskemik transien (TIA)

Tanda peringatan lain yang mungkin timbul dari stroke adalah TIA, yang juga dikenal sebagai “ministroke”. TIA terjadi ketika suplai darah ke bagian otak Anda terganggu dalam waktu singkat. Meskipun gejala TIA mirip dengan stroke, gejalanya biasanya hilang dalam waktu satu jam dan jarang menyebabkan kerusakan permanen. Dalam beberapa kasus, gejalanya bisa bertahan hingga 24 jam.

Meskipun gejala TIA biasanya tidak berlangsung lama, penting untuk mendapatkan pertolongan medis, meskipun gejalanya sudah hilang. Meskipun TIA biasanya sembuh dengan cepat, hal ini mungkin merupakan tanda bahwa stroke yang lebih serius dapat terjadi di kemudian hari. Faktanya, diperkirakan sekitar sepertiga orang yang menderita TIA akan mengalami stroke yang lebih parah di masa depan.

Menariknya, sebuah penelitian baru-baru ini menegaskan bahwa meskipun TIA dapat menjadi awal terjadinya stroke, jumlah orang yang mengalami stroke akut dalam waktu 90 hari setelah TIA telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa tindakan pencegahan setelah TIA efektif dalam mencegah stroke.

Apa saja faktor risiko stroke?

Siapapun bisa terkena stroke, tapi faktor berikut meningkatkan risiko Anda:

Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi adalah penyebab utama stroke dan faktor risiko paling signifikan yang dapat dikendalikan.

Diabetes: Menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2 membuat Anda dua kali lebih mungkin terkena stroke dibandingkan dengan seseorang tanpa diabetes.

Kolesterol LDL tinggi: Memiliki kadar kolesterol LDL yang tinggi, juga dikenal sebagai kolesterol “jahat”, dapat menyebabkan kolesterol menumpuk di arteri Anda.

Penyakit jantung: Beberapa jenis penyakit jantung, terutama fibrilasi atrium (AFib), secara signifikan meningkatkan risiko stroke.

Merokok: Merokok merusak sistem kardiovaskular dan pembuluh darah Anda, sehingga memudahkan pembuluh darah pecah atau menumpuk bahan lemak (plak).

Jenis Kelamin: Pria lebih mungkin terkena stroke pada usia dini dibandingkan wanita. Namun, wanita cenderung hidup lebih lama dibandingkan pria, sehingga memiliki risiko stroke seumur hidup yang lebih tinggi.

Usia: Stroke dapat terjadi pada semua usia, namun risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.

Ras dan etnis: Di Amerika Serikat, stroke lebih sering terjadi pada orang dewasa keturunan Afrika-Amerika, Indian Amerika, penduduk asli Alaska, dan Hispanik dibandingkan pada orang dewasa berkulit putih pada usia yang sama.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro